1. KOKOH DALAM KEPUTUSAN

AYAT KUNCI
Kisah Para Rasul 9:4-22

REFERENSI BACAAN ALKITAB
1 Yohanes 2:27
Keluaran 14:15
Galatia 2:18
Efesus 4:22-32
Yesaya 53:4-5

TUJUAN
Agar dapat mengenali keubahan hidup yang terjadi selama Encounter dan memulai pertumbuhan rohani.
Menilai seberapa penting untuk meninggalkan kehidupan lama.

PENGEMBANGAN MATERI
Tidak bisa diragukan, Saulus menjadi salah seorang tokoh Kristen yang penting sepanjang masa karena keteguhannya untuk melayani Yesus dengan segenap hati. Ia mengalami perubahan hidup yang ajaib. Saulus menerima visi surgawi yang membawanya melanjutkan sebuah misi yang telah dimulai oleh Yesus, yaitu memuridkan seluruh bangsa.

Saulus dan masa lalunya (Kisah Para Rasul 9:4-5)
Ketika Allah bertanya: “Mengapa engkau menganiaya Aku?”, ia dengan latar belakang agamanya seharusnya bisa dengan mudah menjawab: “Karena aku terikat pada aturan adat yang harus dijalankan oleh setiap pengikutnya”. Tapi karena Yesus menyatakan diri kepadanya secara ajaib, setiap sendi-sendi teologi yang dipelajarinya lenyap begitu saja. Untuk pertama kali dalam hidupnya Saulus merasa tidak mungkin mempertahankan apa yang selama ini diyakininya.

Saulus menerima pewahyuan atas dirinya (ayat 6)
Ia gemetar dan ketakutan. Ketika kita ada di hadapan Allah, setiap hal yang tersembunyi rapat di dalam hati kita disingkapkanNya; kita merasa malu oleh keadaan diri kita, merasa lemah dan tidak berdaya menghadapi Allah Maha Kuasa. Tak seorang pun yang dapat tahan berdiri di hadapan hadiratNya tanpa merasa takut dan gemetar.

Saulus mengalami encounter untuk pertama kali (ayat 9)
Selama tiga hari Saulus berada dalam hubungan intim dengan Tuhan. Ia tidak makan maupun minum sepanjang waktu tersebut; ia ingin menghabiskan waktunya untuk berdoa.
Seorang nabi berdoa untuknya (ayat 17)
Penglihatannya dipulihkan dan ia dipenuhkan dengan Roh Kudus.

Saulus memutuskan untuk dibaptis (ayat 18)
Sebagai seorang yang mengerti Taurat, Saulus mengerti bahwa Allah selalu memegang teguh perjanjianNya. Perjanjian yang terkandung dalam baptisan merupakan cara Tuhan memulihkan hubungan manusia denganNya, karena baptisan menggambarkan kematian di kayu salib.
Saulus menggunakan waktunya sebagai murid (ayat 19)
Ia tinggal selama beberapa hari bersama murid-murid Yesus yang adalah para pemimpin Kristen dan ia menerima dasar-dasar pelayanan untuk ia kembangkan dalam pelayanannya di masa depan sesuai yang Tuhan percayakan kepadanya.

Saulus memberitakan tentang Yesus Kristus dengan giat (ayat 20)
Perubahan hidupnya menarik perhatian orang-orang yang mengenalnya sebagai orang yang sangat taat pada Taurat dan mereka menjadi heran karena Saulus telah berubah haluan sebagai pengikut Kristus.

Saulus berusaha dengan sungguh-sungguh (ayat 22)
Orang yang telah mengalami encounter sejati pasti berusaha sungguh-sungguh untuk membagikan kasih Yesus kepada orang lain. Ia mengatakan, “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya”. Setelah mengikuti ritrit Encounter, Anda harus bersaksi kepada orang lain; baik dalam keluarga, pekerjaan maupun lingkungan tempat tinggal. Anda harus membagikan pengalaman tentang bilamana dan bagaimana Anda menerima Yesus.

Saulus percaya bahwa Yesus adalah Allah
Meskipun Saulus sudah mengetahui ada nubuatan tentang Mesias tapi ia belum memahami secara utuh sampai bertemu sendiri dengan Yesus. Pengalaman encounter membuatnya mengerti mengenai isi kitab-kitab yang dipelajarinya. Berkaitan dengan hal ini, Yohanes berkata bahwa pengurapanNya mengajar tentang segala sesuatu (baca 1 Yohanes 2:27).
Salah satu strategi yang dipakai musuh setelah ritrit Encounter, di mana kita mengalami hubungan yang begitu intim dan mendalam dengan Tuhan, ialah dengan menyerang kita secara cepat dan terarah. Tujuannya ialah untuk merampas semua yang telah kita terima selama tiga hari tersebut. Kita harus memahami bahwa iblis tidak begitu saja mau menerima kenyataan bahwa orang-orang yang selama ini menjadi hambanya sekarang mengalami kebebasan dalam Kristus, karenanya ia berusaha dengan segala cara untuk merusak hubungan kita dengan Allah. Jerat yang digunakannya adalah hal-hal di masa lalu yang kita inginkan tapi tidak bisa peroleh, misalnya: bisnis ilegal yang menggiurkan, pertemuan tak terduga dengan pria/wanita yang dulunya sama sekali tidak menarik perhatian kita, kenaikan gaji yang menuntut jam kerja lebih banyak sehingga mengurangi waktu kita dengan Tuhan, dsb.
Beberapa orang pernah menempatkan seekor katak di dalam bejana berisi air kemudian memanaskannya perlahan-lahan. Ketika akhirnya air mendidih, katak itu masih berada di dalamnya. Mengapa? Karena perubahan yang dialaminya terjadi perlahan sehingga tidak terasa olehnya sampai akhirnya sudah terlambat untuk melompat. Demikian juga dengan kehidupan rohani kita; kita harus selalu berjaga-jaga dan waspada agar tidak terjerat dengan jebakan musuh yang seringkali tidak langsung kentara.
Ketika Musa melihat pasukan Firaun mengejar bangsa Israel untuk dimusnahkan, padahal mereka baru saja meninggalkan negeri Mesir dalam kemenangan, ia menjatuhkan diri ke tanah dan berseru kepada Allah. Dan Allah berkata kepadanya; “Mengapakah engkau berseru-seru demikian kepadaKu? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat.“ (Keluaran 14:15)

JANGAN PERNAH LAGI TERLIBAT DENGAN MASA LALU
Paulus berkata: “Karena, jikalau aku membangun kembali apa yang telah kurombak, aku menyatakan diriku sebagai pelanggar hukum Taurat“ (Galatia 2:18).
Salah seorang keponakan saya menerima Yesus hampir bersamaan waktunya dengan saya. Suatu hari dalam sebuah reuni keluarga, saya melihatnya mengkonsumsi alkohol seolah-olah ia sama dengan orang yang belum mengenal Allah. Ketika saya bertanya apa alasannya, ia menjawab: “Saya ingin menikmati hidup, tapi saya akan bertobat sebelum saya mati.” Lalu saya katakan, “Kamu tidak tahu kapan kamu akan mati.” Tapi apapun yang saya katakan untuk membuatnya tersadar tidak digubrisnya sama sekali. Dua bulan kemudian, saya mendengar kabar ia mati tenggelam. Seharusnya ia menjadi terang keselamatan bagi seluruh keluarganya tapi ia justru masuk ke dalam perangkap iblis ketika ia memutuskan untuk kembali lagi kepada masa lalunya.
Harus dipahami bahwa di dalam diri kita terdapat sifat manusiawi yang ingin memberontak kepada Allah dan memperbudak kita pada nafsu dan keinginan daging. Hal ini dapat dianalogikan seperti seekor singa yang sekalipun sudah dijinakkan tapi tetap saja memiliki naluri buas untuk merasakan darah sehingga ia bisa saja melawan pawang/tuannya apabila keinginan itu muncul. Dalam Efesus 4:22-32 Paulus menuliskan:
1.    Tanggalkan manusia lama, yaitu keterikatan pada nafsu yang menyesatkan. Terikat artinya melekatkan diri pada kebiasaan yang merusak. Satu-satunya cara melepaskannya ialah dengan memperbaharui pikiran melalui Firman Tuhan untuk menerima kekudusan.
2.    Buanglah dusta, katakan kebenaran kepada sesama. Pergaulan yang buruk merusak karakter. Dusta bukan berasal dari Tuhan.
3.    Jangan berbuat dosa apabila sedang marah. Jangan menyimpan amarah. Salomo berkata bahwa amarah ada di hati orang bodoh, tapi jawaban yang lemah lembut melenyapkan kegeraman.
4.    Jangan beri kesempatan kepada iblis. Orang yang mudah marah dan tersinggung memberi kemudahan iblis untuk menyerangnya; ia tidak lagi diserang dari luar tapi dari dalam diri sendiri.
5.    Orang yang mencuri jangan mencuri lagi, tapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan, Seorang yang terbiasa mencuri mengalami perubahan dengan menjadi orang yang suka member.
6.    Jangan berkata-kata kotor tapi berkata-katalah yang baik supaya menjadi berkat bagi orang yang mendengar. Setiap kata yang negatif dan persungutan seumpama air yang tercemar. Bangsa Israel tidak dapat minum di padang gurun karena airnya terasa pahit, tapi setelah mereka melemparkan sebatang kayu ke dalamnya seperti yang Tuhan perintahkan maka air itu menjadi manis dan tanpa racun. Demikian terjadi dalam hidup kita, ketika kayu salib masuk maka setiap perkataan yang keluar dari mulut kita adalah sumber air yang hidup.
7.    Jangan mendukakan Roh Kudus Allah yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. Roh Kudus hadir dan tinggal dalam hati kita, dan Ia tidak mau diperlakukan seolah-olah Ia tidak ada. Kelalaian rohani membuatNya berduka cita dan dapat menyebabkan hilangnya berkat-berkat ilahi dalam hidup kita.
8.    Buanglah segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah. Sebaliknya jadilah ramah, penuh kasih mesra, dan saling mengampuni sebagaimana Allah di dalam Kristus.

KESIMPULAN
Perubahan ditentukan oleh diri sendiri melalui keputusan yang kita buat. Ada batasan yang tidak akan Tuhan usik dalam hidup kita; Ia memberikan kebebasan untuk memilih: menanggalkan hidup lama dan berjalan kepadaNya atau diam terikat pada dosa. Tuhan mengerjakan bagianNya yaitu menanggung segala sakit penyakit kita pada tubuhNya di kayu salib. Ia mengambil alih semua pemberontakan dan dosa, karenanya Ia dihukum dan dihancurkan; bilur-bilurNya yang membebaskan dan menyembuhkan kita (Yesaya 53:4-5). Tapi meskipun roh pemberontakan sudah dipatahkan di Kalvari, kita tetap harus berusaha untuk melepaskan diri dari kebiasaan hidup yang mengikat kita kepada kesalahan masa lalu dan selalu memperbaharui keintiman kita dengan Allah dan kebenaran FirmanNya.

APLIKASI
Buatlah keputusan pada hari ini untuk melepaskan masa lalu dan memulai hidup baru yang diberkati. (Pemateri memimpin doa pelepasan)

MATERI DISKUSI
1.    Perubahan apa yang terjadi dalam hidup Anda setelah mengikuti Encounter (berjumpa dengan Tuhan Yesus)? Sebutkan minimal 3 hal.
Contoh jawaban:
•    Keinginan untuk memberitakan tentang Tuhan Yesus
•    Berusaha untuk membagikan kasih Yesus di mana pun
•    Membuang dusta
•    Tidak kembali ke masa lalu

2.    Tindakan nyata apakah yang dapat Anda wujudkan untuk membuat keluarga, teman, rekan dan orang lain mengerti bahwa Yesus telah ada di dalam hidup Anda?
Contoh jawaban:
•    Tidak lagi melakukan hal-hal jahat yang dulu dilakukan
•    Tidak lagi berdusta
•    Tidak lagi mengatakan hal-hal yang buruk tapi hal-hal yang memberkati
•    Tidak lagi menyimpan kepahitan terhadap orang lain dan berusaha mengasihi dan mengampuni

3.    Mengapa Anda harus menghindari sikap dan sifat lama?
Contoh jawaban:
Sebab jika saya masih mempertahankan hal-hal yang telah saya putuskan untuk ditinggalkan artinya saya adalah seorang yang layak dihukum.

4.    Berjanjilah kepada Allah dan kepada diri sendiri mengenai: dusta, amarah, perkataan.
Contoh jawaban:
DUSTA: Tuhan, sekarang saya tahu bahwa Engkau tidak mau berada dekat dengan pendusta. Ampuni saya yang dulu seringkali berdusta, kini jadikan saya sebagai pembicara kebenaran. Saya berjanji untuk melakukannya sepenuh hati.
AMARAH: Saya berjanji kepada Allah untuk tidak lagi membiarkan amarah saya menguasai kehidupan saya. Saya akan berusaha sekuat tenaga untuk membawa ketenangan dan kedamaian di mana pun saya berada karena hidup saya sudah berada di bawah kuasa Roh Kudus.
PERKATAAN: Saya berjanji kepada Allah untuk selalu menggunakan bibir saya sebagai mata air yang hidup yang mengucapkan perkataan-perkataan berkat.
LAINNYA: Saya berjanji untuk menjadi orang yang ramah, mengasihi dan mau mengampuni orang lain.

5.    (OPSIONAL) Siapa yang saat ini ingin Anda bawa untuk bisa mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan dan perubahan hidup seperti yang Anda telah alami dalam Encounter.


Post a Comment

0 Comments