10. DICIPTAKAN UNTUK MENJADI MAKMUR

AYAT KUNCI

Amsal 3:9-10

REFERENSI BACAAN ALKITAB
1 Timotius 6:17            Ibrani 11:4
Markus 12:30               Yohanes 3:16
Kejadian 22:16-17       Amsal 10:7
1 Tawarikh 29:12        2 Korintus 9:7-9
Amsal 11:25                Ibrani 7:2-6
Kejadian 28:20-22       Maleakhi 3:10-12

TUJUAN    
Untuk mengenali dan menghargai berbagai jenis persembahan yang menyenangkah Tuhan.
Untuk mengerti bahwa kemakmuran hanya berasal dari Allah.
Untuk memahami bahwa kita dapat memberikan persepuluhan dan persembahan karena kasih karunia Tuhan atas kita.

PENGEMBANGAN MATERI

Persembahan
Tuhan menciptakan manusia pada hari keenam, setelah Ia menyelesaikan penciptaan segala hal yang diperlukannya di dunia. Tuhan begitu mengasihi kita sehingga Ia menyediakan semua kebutuhan kita dengan berlimpah-limpah bahkan sampai cukup untuk keturunan-keturunan kita berikutnya; sumber daya alam yang ada di bumi ini dapat kita pakai untuk hidup laksana seorang raja.
Paulus menyarankan Timotius untuk memperingatkan orang-orang kaya agar tidak menaruh kepercayaan pada kekayaan, karena semua itu adalah fana, sebaliknya harus berharap pada Allah yang hidup yang memberikan segala kelimpahan untuk kita nikmati (1 Timotius 6:17). Kekayaan yang sebenarnya ada pada Tuhan, bukan pada materi atau benda, karena semua yang di bumi akan lenyap tapi Ia akan tinggal tetap. Raja Salomo dalam hikmatnya berkata: “Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya.” (Amsal 3:9-10)

1.    Persembahan Habel
Tuhan ingin kita menjadikanNya yang utama. Kepada Kain dan Habel tidak diberitahukan apa yang Ia ingin untuk mereka persembahkan, sebab Ia mau mereka memberi dengan sukarela. Tapi melalui persembahan yang mereka berikan Ia dapat melihat ketulusan hati masing-masing. Siapa yang dapat menyenangkan hatiNya? Yaitu yang memberi dengan segenap hati. Sebaliknya Ia menolak persembahan yang diberikan tanpa ketulusan dan kesungguhan hati.
“Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati.” (Ibrani 11:4)
Ayat tersebut mengajarkan kita cara memberikan persembahan yang benar:

Mempersembahkan
Mempersembahkan adalah sebuah tindakan yang berasal dari keputusan diri sendiri. Melalui persembahan kita menyatakan ucapan syukur kepada orang yang kita beri. Kita dapat melihat pada anak kecil. Umumnya anak kecil sulit untuk berbagi sesuatu yang mereka sukai karena belum bisa memahami makna berbagi, ia hanya tahu tentang dirinya sendiri. Tapi setelah besar dan mulai mengerti lebih banyak maka tidak akan sulit baginya untuk memberikan apa yang dipunyainya kepada orang lain.
Tuhan berkenan kepada Habel karena ia memberikan persembahan dengan tulus, seperti seorang anak yang sudah mengerti bagaimana cara membagikan sesuatu yang ia sukai. Sebaliknya Kain adalah seperti seorang anak yang tidak mau melepaskan apa yang ia benar-benar sukai tapi tidak berkeberatan untuk memberikan apa yang ia tidak sukai; maka Allah menolak persembahannya.

Lebih baik
Habel bukan hanya memberi yang baik tapi yang terbaik, karena ia mengerti Tuhan layak mendapatkan yang terbaik. Sesuatu yang baik pasti berharga. Semakin baik, semakin mahal harganya. Orang yang ingin memberikan yang terbaik kepada Allah harus mau membayar harganya.
“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.” (Markus 12:30)
Persembahan yang baik mengandung kasih, yang diungkapkan dengan melibatkan roh, jiwa dan tubuh kita. Ketika memberikan persembahan, kita tidak mengharapkan imbalan, kita memberi karena kita mengasihi Dia.

Berkurban
Habel tahu bahwa persembahan yang benar memerlukan pengurbanan. Seandainya bisa, ia mau memberikan dirinya. Maka sebagai ganti dirinya, ia memilih yang terbaik dari ternak miliknya yang melambangkan kesungguhannya kepada Tuhan.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16)
Cara Tuhan menyatakan kasihNya kepada kita ialah dengan mengurbankan satu-satunya AnakNya. Jadi ketika kita memberikan persembahan yang terbaik, Tuhan melihatnya sebagai cara kita membalas pengurbananNya.

Allah melihat bahwa ia benar
Seperti kita baca, persembahan dapat berbicara. Persembahan Habel berkenan kepada Allah dan karenanya ia memperoleh kesaksianNya bahwa ia benar.
Pada waktu Abraham dengan rela mempersembahkan Ishak, anaknya, Allah berkenan kepadanya sehingga dikatakanNya: “Aku bersumpah demi diriKu sendiri: Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepadaKu, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya.” (Kejadian 22:16-17)

Persembahan bicara setelah kematian
“Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk.” (Amsal 10:7)
Hal yang membuat Habel dikenang adalah persembahan yang diberikannya. Apa yang kita persembahkan merupakan hal yang sangat penting, karena itu kita harus berusaha memberikan persembahan yang terbaik untuk Tuhan.

2.    Persembahan yang berkenan kepada Allah
Persembahan kita merupakan kesaksian kita di hadapan Tuhan. Persembahan yang baik akan berkenan kepada Allah dan mendatangkan hal yang baik bagi kita. Lukas 7:1-10 menceritakan kisah seorang perwira yang memiliki hamba yang sedang sakit keras. Tua-tua Yahudi memberitahukan kepada Yesus apa yang diberikan oleh perwira tersebut sebagai persembahan di rumah ibadat mereka, karena itu Ia pergi bersama mereka untuk menyembuhkan hambanya.

3.    Kekayaan datang dari Allah
“Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari padaMu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tanganMulah kekuatan dan kejayaan; dalam tanganMulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya.” (1 Tawarikh 29:12)
Bila kita mengerti bahwa kekayaan berasal dari Allah dan hanya olehNya segala hal ada, maka kita akan dapat memberi dengan hati yang tulus kepadaNya. Apapun yang kita berikan, kita harus tahu bahwa tidak ada pemberian kita yang lebih baik daripada apa yang telah Tuhan berikan kepada kita.
“Aku tahu ya Allahku, bahwa Engkau adalah penguji hati dan berkenan kepada keikhlasan, maka aku pun mempersembahkan semuanya itu dengan sukarela dan tulus ikhlas. Dan sekarang, umatMu yang hadir di sini telah kulihat memberikan persembahan sukarela kepadaMu dengan sukacita.” (1 Tawarikh 29:17)
Daud dan seluruh rakyat Israel berhasil mengumpulkan berbagai bahan yang diperlukan untuk pembangunan bait Allah, yang diperoleh dari harta benda yang mereka miliki dan berikan dengan suka rela untuk dipersembahkan. Ada beberapa hal yang dapat dipelajari dari peristiwa ini:

Tuhan melihat hati
Ketika Yesus masuk ke Bait Allah, murid-murid memperhatikan seberapa banyak uang yang orang berikan sebagai persembahan. Tetapi Yesus melihat hati. Orang-orang yang memberi banyak dianggapNya pelit karena mereka memberi dari kelimpahan. Tetapi seorang janda miskin yang terlihat memberikan sedikit adalah yang mendapatkan pujianNya karena ia memberi dari kekurangannya, bahkan dari semua yang ia miliki, artinya wanita itu berusaha keras untuk bisa memberi persembahan.

Tuhan berkenan pada hal yang benar
Kemurahan hati menentukan integritas (karakter diri). Keegoisan Kain menghancurkan hidupnya, dan keserakahan Yudas membuat hidupnya sia-sia. Tetapi hati Tuhan tersentuh oleh orang yang dapat membuktikan penyerahan total kepadaNya dalam hal memberi.
Persembahan Habel menjadi saksi imannya sampai dengan hari ini. Abraham bersedia menyerahkan satu-satunya anak yang ia miliki hingga Allah sangat berkenan kepadanya dan berkata: “Aku bersumpah demi diriKu sendiri; karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepadaKu, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya.” (Kejadian 22:16-17)

Persembahan yang diberikan dengan suka rela
Bahan-bahan yang digunakan Salomo untuk membangun bait Suci berupa emas, perak, kayu terbaik dan semua hal yang terbaik. Itu semua berasal dari persembahan sukarela rakyat Israel yang telah dikumpulkan oleh Daud. Melakukan kehendak Allah mencakup tantangan dalam hal keuangan, dan tantangan ini dapat selalu ditaklukkan selama kita memiliki roh yang benar untuk menabur dengan suka rela dan tanpa menuntut.

Persembahan yang diberikan dengan ketulusan

Persembahan yang diberikan dengan tulus ialah yang diberikan dengan kesadaran dan keinginan diri sendiri, dengan kemurahan hati tanpa menghemat-hemat.
“Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.” (2 Korintus 9:7-8)
“Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.” (Amsal 11:25)

BELAJAR MEMBAYAR PERSEPULUHAN

Bagi bangsa Israel, persepuluhan adalah hal yang sangat wajar dan sudah menjadi tradisi; mereka terbiasa memberikan sepersepuluh dari penghasilan mereka untuk pekerjaan Tuhan bahkan sebelum Tuhan menetapkannya menjadi sebuah hukum melalui Musa. Abraham menyerahkan persepuluhannya kepada Melkisedek dan karena itu ia memperoleh berkat darinya (Ibrani 7:2,6).
“Lalu bernazarlah Yakub: ‘Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai, sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka Tuhan akan menjadi Allahku. Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepadaMu.’” (Kejadian 28:20-22)
“Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumahKu dan ujilah Aku, firman Tuhan semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman Tuhan semesta alam. Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab kamu ini akan menjadi negeri kesukaan, firman Tuhan semesta alam.” (Maleakhi 3:10-12)
Allah telah mempersiapkan serangkaian berkat yang hanya bisa didapatkan oleh orang-orang yang mau menerima pengajaran tentang persepuluhan, yaitu:
  • Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan. Rumah perbendaharaan adalah Gereja kita, tempat kita digembalakan. Persepuluhan kita harus diberikan atau dibawa ke Gereja kita sendiri.
  • Ada persediaan makan dalam rumahKu. Mereka yang melayani di Gereja memperoleh pemenuhan kebutuhan hidup dari persembahan persepuluhan. Dan Tuhan sendiri yang akan membayar kembali persembahan kita.
  • Ujilah Aku. Ini adalah satu-satunya perkataan Tuhan yang mengajak kita untuk menguji kesetiaanNya bagi orang-orang yang taat dalam hal memberi. Bila kita setia dalam persembahan persepuluhan, Tuhan berjanji untuk membuka tingkap-tingkap di langit dan mencurahkan berkat sampai berkelimpahan. Ini lebih dari yang dapat kita minta atau bayangkan.
  • Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap. Belalang pelahap adalah roh-roh kehancuran. Tuhan berjanji bahwa hal itu tidak akan menimpa kita.
  • Segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia. Berkat yang kita terima sungguh luar biasa besar bahkan sampai terdengar ke seluruh bangsa dan mereka akan melihat perkenanan Tuhan atas anak-anakNya.
  • Kamu akan menjadi negeri kesukaan. Ini hanya akan terjadi setelah kutuk dicabut dan berkat dipulihkan di wilayah kita.

KESIMPULAN
Tuhan menguji kesetiaan hati kita berdasarkan persembahan kita kepadaNya dan Ia akan membalasnya sesuai keadilan dan kebenaranNya.
Adam dan Hawa memakan buah dari pohon terlarang. Meskipun seluruh ciptaan Tuhan dijadikanNya milik mereka, tapi hati mereka berbalik dariNya dan menginginkan lebih dari yang telah Ia berikan. Dari semua pohon yang ada di taman Eden, hanya satu pohon yang Tuhan ingin agar tidak mereka makan untuk menguji kesetiaan mereka kepadaNya. Dalam hal keuangan, pohon tersebut melambangkan persepuluhan yang adalah milik Tuhan yang tidak kita boleh dimakan untuk diri sendiri untuk menguji kesetiaan kita kepadaNya.

APLIKASI
Setiap murid dapat menentukan sendiri benih yang akan ditanam dan membuat komitmen di Gereja melalui persembahan mereka sehingga keluarga dan pelayanan mereka diberkati secara berkelimpahan.

MATERI DISKUSI

1. Apakah arti memberi persembahan?
    Contoh jawaban:
    Persembahan merupakan tindakan yang berasal dari keputusan diri sendiri. Melalui persembahan kita     menyatakan ucapan syukur kepada orang yang kita beri.

2. Mengapa Allah berkenan pada persembahan Habel?
    Contoh jawaban:
    Karena Habel memberi dengan ketulusan dan kesungguhan hati.

3. Sebutkan langkah-langkah dari persembahan yang benar!
    Contoh jawaban:
    Memberi persembahan, memberi yang terbaik, ada pengurbanan, Tuhan berkenan, persembahan yang     masih berbicara setelah kematian.

4. Apa yang Tuhan lihat ketika seseorang memberikan persembahan?
    Contoh jawaban:
    Hati.


5. Apakah persepuluhan?
    Contoh jawaban:
    Sepersepuluh dari penghasilan yang diperoleh, diberikan sebagai persembahan kepada Tuhan melalui     Gereja tempat penggembalaan untuk dipakai mendukung dan memenuhkan kebutuhan pelayanan di        dalamnya.

6. Apa manfaat memberikan persepuluhan?
    Contoh jawaban:
   Memberikan persediaan di rumah Tuhan, mengusir belalang pelahap, membawa berkat yang besar           bahkan sampai terdengar kepada bangsa-bangsa lain, menjadikan kita kesukaan Tuhan.

7.    Jujurlah terhadap diri sendiri mengenai persembahan dan persepuluhan Anda. Apabila Anda masih belum setia atau ada cara/sikap yang kurang benar, mintalah Tuhan agar mengampuni Anda, lalu berjanjilah kepadaNya untuk memperbaikinya sejak hari ini. 


Post a Comment

0 Comments