5. MEMPERKUAT KOMUNIKASI DALAM KELUARGA

REFERENSI DASAR ALKITABIAH
Lukas 6:45
 
DASAR ALKITAB YANG BERKAITAN
Efesus 5:25        2 Korintus 11:23, 27
Matius 12:35-38    2 Timotius 2:4-6   
Kolose 4:6        Bilangan 13:31-33
Yakobus 3:2    Kisah Para Rasul 10:34   
Yakobus 2:14-17                    Amsal 15   
Matius 22:28-31                    Amsal 16
Pengkotbah 3:1   

AYAT KUNCI
“Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.” (Matius 12:37)

SASARAN MATERI
Untuk menolong siswa menjadi pembicara yang baik; pertama-tama kepada Tuhan, kemudian kepada keluarga dan berikutnya kepada para murid-murid rohaninya.
Suatu hari kami akan memulai konvensi tahunan di Bogotá. Pada acara pembukaan saya merasa jengkel kepada istri saya. Saat itu ada hal yang membuat sikap kami menjadi tidak wajar. Kami saling tidak memandang wajah satu sama lain. Meskipun kami berusaha membicarakan masalah sensitif ini, kami tidak dapat menemukan sebuah resolusi. Karena itu, saya memilih jalan yang mudah. Saya memilih untuk mengabaikan istri saya, tidak menggubrisnya sama sekali.
Konvensi dimulai seperti biasa dan saya menyalami orang-orang yang datang. Tepat setelah pemain saxofon tampil, saya memperkenalkan istri saya agar dia bisa menyebutkan bagiannya dalam pertemuan tersebut. Betapa terkejutnya saya waktu kalimat pertama yang istri saya ucapkan adalah, ‘Saudara-saudara yang terkasih, hari ini saya dan suami sempat bertengkar’. Kata-kata yang mengejutkan itu hampir membuat jantung saya copot! Istri saya melanjutkan, ‘tapi ketika musik dimainkan tadi, Allah memberi saya pengertian profetik. Tuhan bilang, ‘Putriku, Aku mengijinkan kamu melewati hari ini dengan suamimu. Sama seperti kamu terluka karena pengabaiannya, itu jugalah yang ditunjukkan oleh anak-anakKu kepadaKu, melewati hari demi hari, minggu demi minggu, dan bahkan bulan berlalu tanpa komunikasi apapun dengan Roh Kudus. Aku ingin memulihkan hubungan itu mulai hari ini.’
Sesudah istri saya menyampaikan perkataan itu, terjadi keheningan yang dalam di antara delapan belas ribu peserta yang ada, kemudian mereka menangis meminta pengampunan dari Allah atas ketidakpedulian mereka terhadap Tuhan.
Mereka bahkan meminta pemulihan di antara anggota keluarga mereka. Sepanjang hari pertama konvensi itu kami semua dipenuhi oleh gerakan ilahi. Hal itu membuat saya mengerti dasar dari komunikasi yang baik yang dimulai dengan memupuk hubungan intim dengan Roh Kudus.
 
PENGEMBANGAN MATERI

I.    DEFINISI
Berkomunikasi: bertukar ide, perasaan, informasi, dan lain sebagainya dalam bentuk tulisan, ucapan, atau melalui tanda, simbol, dll. Proses ini dapat digambarkan dengan komunikasi verbal atau non-verbal. Apapun bentuknya, ini berarti membagi informasi dengan orang lain dimana seseorang berusaha memahami apa yang diungkapkan oleh orang lain. Yang termasuk bagian dari komunikasi adalah berbicara, mendengarkan, dan memahami.

A.  Menuju komunikasi yang lebih baik
Sekalipun kita hidup  di tengah era komunikasi, masalah yang paling sering terjadi dalam rumah tangga adalah kurangnya komunikasi yang baik. Tidak ada hal yang lebih tragis daripada mengalami kemunduran dalam hubungan dengan pasangan dan tidak mampu mengatasinya. Alkitab memiliki jawaban yang kita butuhkan untuk mengembalikan apa yang hilang agar kita memiliki komunikasi yang baik. Jawaban itu sudah tersedia untuk kita semua.
Hati-hatilah terhadap kebingungan. Raja Salomo berkata, hikmat akan membangun keluarga saudara. Keluarga memerlukan komunikasi yang baik. Tanpa ini, mustahil untuk membangun keluarga yang sehat. Menara Babel tidak selesai dibangun dan terlantar karena tak seorangpun memahami rekan kerjanya. Saya bisa membayangkan keadaan seperti itu: arsiteknya memiliki sebuah ide, ia menunjukkannya, tetapi kata-katanya merupakan bahasa yang tidak dimengerti oleh orang lain. Sang teknisi beranggapan ia mengerti ide tersebut, tapi ketika ia menunjukkan pemikirannya; semua pekerja menjadi patah semangat untuk bekerja dan meninggalkan proyek tersebut. 

B.  Tindakan
Yakobus 2:14-17: Iman tanpa perbuatan adalah mati.
Matius 21:28-31: Ketaatan kita menyenangkan hati Tuhan.
2 Korintus 11:23, 27: Meterai kerasulan Paulus diperoleh melalui kerja kerasnya.
2 Timotius 2:4-6: Paulus memakai tiga contoh: prajurit, atlet, dan petani yang bekerja keras. Yang mendatangkan kehormatan bagi mereka adalah cara kerja mereka. 
Dalam sebuah percakapan, tindakan mewakili 37% perkataan. 

C.  Sikap Hati
Bilangan 13:31-33. Oleh karena ketidakpercayaan mereka, sepuluh dari dua belas pengintai memberikan laporan yang buruk dan seluruh generasi menjadi terhilang dan mati di padang gurun.
Bilangan  13:30. Kaleb dan Yosua memiliki roh yang berbeda, yakni sikap yang mendapatkan penghargaan dari Tuhan. Mereka beroleh ijin untuk masuk ke Tanah Perjanjian.
Oleh karena marahnya, Musa memukul batu yang kepadanya Tuhan perintahkan untuk ia perkatakan. Karena amarahnya (sikap marah), Musa tidak bisa memasuki tanah Kanaan. 

D.  Kuasa Perkataan
Cemooh terburuk biasanya muncul pada momen kemarahan atau tekanan. Kita tahu bahwa kata-kata meluap dari hati (Lukas 6:45). Ucapan kita bisa membuat kita dihargai atau justru mempermalukan kita. Terkadang pria lupa bahwa wanita adalah bejana yang rapuh dan cara termudah untuk menghancurkan mereka adalah melalui perkataan yang menyinggung, merendahkan, yang mempermalukan dan kasar. Yesus mengajari kita cara yang benar untuk memperlakukan istri (Efesus 5:25): “Suami-suami, kasihilah istrimu seperti Kristus mengasihi gerejaNya.”
  • Hubungan antara Kristus dan Gereja menjadi contoh yang luar biasa tentang bagaimana seharusnya hubungan yang baik. 
  • Yesus selalu menunjukkan kata-kata kasih dan pengharapan kepada setiap muridNya.
  • Ia memperkatakan kata-kata perlindungan: “Janganlah takut, kamu sekalian domba-dombaKU, sebab Bapa di Surga telah berkenan memberimu KerajaanNya.”
Perkataan anda menentukan karakter anda, baik ataukah buruk (Matius 12:35).
Hindari percakapan sia-sia yang tidak menghasilkan buah (Matius 12:36).
Perkataan anda entah menyelamatkan atau justru menghakimi (Matius 12:37).
Perkataan seharusnya memberi motivasi dan suka cita (Kolose 4:6).
Hindari menyinggung orang lain dengan perkataan. Dalam percakapan, ini mungkin hanya 6% dari kata-kata saudara tetapi bisa menjadi dan akan tidak terlupakan (Yakobus 3:2).
Kedua ayat di atas mengungkapkan banyak hal mengenai perkataan. Pertama, mengenai hikmat untuk memahami setiap orang berdasarkan situasi yang sedang mereka alami. Kedua, bahwa kita menjadi sempurna ketika kita tidak menyakiti orang lain dengan perkataan kita.

II.    APA YANG DAPAT DIHASILKAN OLEH KOMUNIKASI YANG BAIK?
Mereka yang bisa membangun relasi yang baik dengan orang lain berarti bisa masuk ke dalam komunitas secara efektif. Orang seperti ini adalah orang yang berpengaruh dan memberi dampak kepada banyak orang.
Sangat dianjurkan agar seorang komunikator menjadi singkat (tidak bertele-tele), jelas, tepat, dan penuh urapan.

A.  Jelas
Seorang komunikator seharusnya mengerti bahwa ia sedang bersaing dengan televisi, film, dan media grafis lainnya, yang menyajikan presentasi yang menarik. Oleh karena itu, ia harus menyampaikan pesannya dengan jelas, sejelas mungkin! Ini adalah alasan mengapa Yesus berbicara dalam perumpamaan, membuat pesannya sangat jelas sehingga keempat penulis Injil menyampaikan interpretasi (pemahaman) yang sama. 
 
B.  Singkat (tidak bertele-tele)
Bukan kuantitas (jumlah), tetapi efektivitas (keampuhan) perkataan yang dapat mengubah hidup. Yesus tidak banyak bicara karena Ia hanya ingin mengatakan apa yang penting. Setiap kata yang keluar dari mulutNya penuh kuasa sampai ke titik di mana Ia bahkan bisa mempengaruhi cuaca dengan kuasa perkataanNya. 
Petrus mulai berkotbah di rumah Kornelius dan baru berbicara selama satu setengah menit ketika Roh Kudus turun kepada setiap orang yang mendengarkan. Mereka semua dipenuhi oleh hadiratNya. Petrus mengerti bahwa pesan yang telah ia sampaikan adalah apa yang mereka butuhkan sehingga tujuan Allah dipenuhi (Kisah Para Rasul 10:44).
Sayangnya, banyak pesan yang baik menjadi rusak karena pengkotbah tidak menyelesaikannya tepat waktu. Lebih baik jika orang berharap anda berbicara lebih banyak daripada ingin anda lebih sedikit berkata-kata.

C.  Tepat
Hindari melenceng dari topik dan pakai waktu yang ada sebaik mungkin untuk berbagi dengan yang lain. Bisa jadi itu satu-satunya kesempatan yang anda miliki.  Ketajaman rohani akan memberi anda kata-kata yang efektif yang akan memenuhi kebutuhan para pendengar. Raja Salomo berkata sebaiknya kita mengucapkan kata-kata yang tepat pada saat yang tepat. Paulus menasehati Timotius untuk mengerti bagaimana menggunakan Firman Tuhan dengan baik selayaknya seorang prajurit mengerti bagaimana menggunakan senjatanya.

D.  Penuh urapan
Urapan merupakan hasil dari keintiman kita dengan Tuhan. Adalah kewajiban kita untuk membawa hadirat Allah ke manapun kita pergi karena mata Allah tertuju kepada orang-orang benar di muka bumi dan telingaNya disendengkanNya bagi teriakan mereka. Setiap orang percaya pasti diperlengkapi dengan kuasa ilahi. Yesus berkata kepada para muridNya bahwa Ia mengusir setan dengan Roh Allah. Ia bekerja dengan harmonis bersama Bapa dan segala sesuatu yang Ia kerjakan adalah untuk memberitakan Kerajaan Allah kepada semua orang sehingga mereka boleh menerima hidup kekal.

III.    MENUJU KOMUNIKASI YANG BAIK
  • Berbicara di saat yang tepat. Alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya. (Amsal 15:23).
  •  Ada masa untuk apapun di bawah langit (Pengkhotbah 3:1).
  • Berbicara, bukan berteriak. Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman. Namun perkataan yang kasar membangkitkan amarah. Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan, tetapi mulut orang bebal mencurahkan kebodohan (Amsal 15:1-2).
  • Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya melebihi orang yang merebut kota (Amsal 16:32). Sulit untuk mencapai kesepakatan ketika dua orang lepas kendali, berteriak dan saling bertukar kata-kata yang menyakitkan. Ini tidak mencerminkan karakter yang baik.
  • Berpikirlah sebelum berbicara dan jangan berbicara sebelum berpikir. Hati orang benar menimbang-nimbang jawabannya, tetapi mulut orang fasik mencurahkan hal-hal yang jahat (Amsal 15:28). Jika para pasangan tidak menerapkan aturan ini ke dalam tindakan, banyak kesalahpahaman akan dapat dihindari dalam pernikahan.
  • Pancarkan kehidupan melalui perkataan saudara. Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati (Amsal 15:4). Di kebanyakan rumah tangga, perkataan negatif seringkali menguasai kondisi. Lebih banyak waktu kita pakai untuk menuding kesalahan daripada memfokuskan pada hal-hal positif tentang orang lain. Hal ini menciptakan luka batin yang sangat dalam. 
  • Berbicaralah dengan pengetahuan, hikmat, keramahan, dan rasa hormat. Bibir orang bijak menaburkan pengetahuan, tetapi hati orang bebal tidak jujur (Amsal 15:7). Penting untuk memperkatakan ucapan yang membangun di dalam pernikahan, dan yang memberikan dorongan dan motivasi. Tonjolkan kualitas pasangan anda dan perlakukan ia sebagaimana anda ingin diperlakukan.
  • Berbicaralah dengan pengertian dan hikmat. Orang yang bijak hati disebut berpengertian, dan berbicara manis lebih dapat meyakinkan. Hati orang bijak menjadikan mulutnya berakal budi, danmenjadikan bibirnya lebih dapat meyakinkan (Amsal 16:21, 23). Perkataan yang diucapkan kepada pasangan haruslah mengandung dukungan dan memberi rasa nyaman. Jadilah tempat bersandar bagi pasangan. Janganlah menjadi beban, jadilah berkat.
  • Ucapkan perkataan yang manis dan menyembuhkan. Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang (Amsal 16:24). Perkataan anda bisa membuat hidup pasangan saudara menjadi lebih ceria atau penuh sakit hati. Bisa membawa kesembuhan atau kesakitan, dorongan atau patah semangat. Saudara bisa memilih jenis rumah tangga apa ingin anda miliki.
KESIMPULAN
Untuk komunikasi yang baik, kita harus bisa berbicara dengan singkat, jelas, tepat, dan penuh urapan. Ucapan kita harus bisa membangun serta memberi motivasi dan dukungan kepada pendengar. Komunikasi yang baik adalah senjata untuk mengurangi konflik dan meningkatkan kualitas hubungan dalam keluarga.

TUGAS SISWA
Biarkan siswa melakukan workshop di rumah mereka masing-masing dengan mempraktekkan metode yang lebih efektif untuk mengembangkan relasi keluarganya.

APLIKASI
Renungkan kembali perkataan yang saudara pakai kepada orang-orang yang saudara kasihi; ubah cara saudara menyebut mereka yang dengannya saudara tidak memiliki komunikasi yang baik.


Kuisioner untuk studi lebih jauh
1.    Jelaskanlah arti komunikasi: ________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
_________________________

2.    Apa sajakah elemen dari komunikasi?
a.    ______________________________________________________________________________________
b.    ______________________________________________________________________________________
c.    ______________________________________________________________________________________

3.    Bagaimana kita bisa memiliki komunikasi yang baik?
a.    ______________________________________________________________________________________
b.    ______________________________________________________________________________________
c.    ______________________________________________________________________________________
 
4.    Apakah yang dapat merusak komunikasi yang baik?
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

5.    Apakah yang harus diingat saat berkomunikasi?
a.    ______________________________________________________________________________________
b.    ______________________________________________________________________________________
c.    ______________________________________________________________________________________

6.    Panduan apa yang harus diikuti untuk menjadi komunikator yang baik?
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

7.    Praktekkan “tes cermin” untuk mengevaluasi bagaimana saudara menyampaikan pesan. Konfirmasi kejelasan kata-kata saudara dengan meminta orang lain membacakan kembali apa yang saudara sampaikan. Apakah mereka sungguh mendengarkan apa yang saudara maksudkan? Apakah saudara menyampaikannya dengan tepat dan apakah mereka menerimanya dengan tepat? Cermin akan memberikan saudara tepat seperti apa yang saudara tunjukkan.
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________



Post a Comment

0 Comments