AYAT KUNCI
Efesus 3:14-15
REFERENSI BACAAN ALKITAB
Matius 13:3-8 Matius 5:48
Ulangan 18:21 Hosea 4:6
TUJUAN
Untuk mengerti dan mengambil tanggung jawab seorang bapa.
Untuk memahami dan menerapkan prinsip-prinsip dasar hubungan yang baik dengan anak.
Efesus 3:14-15
REFERENSI BACAAN ALKITAB
Matius 13:3-8 Matius 5:48
Ulangan 18:21 Hosea 4:6
TUJUAN
Untuk mengerti dan mengambil tanggung jawab seorang bapa.
Untuk memahami dan menerapkan prinsip-prinsip dasar hubungan yang baik dengan anak.
PENGEMBANGAN MATERI
BERKAT SEBAGAI SEORANG BAPA
“Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa, yang dari padaNya semua turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya.” (Efesus 3:14-15)
Sepanjang sejarah, belum pernah ada tuntutan tanggung jawab sebesar yang ada di pundak seorang bapa, dan sampai saat ini belum ada sosok yang dapat menggantikan posisi bapa. Perkembangan jaman yang semakin pesat membuat manusia menghabiskan banyak waktu hidupnya untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan seringkali demi mecapai tujuan tersebut, kita sering mengorbankan waktu untuk anak-anak.
Gambaran yang paling tepat untuk kondisi ini adalah perumpamaan tentang penabur yang dikisahkan oleh Tuhan Yesus dalam Matius 13:3-8. Seringkali jika seorang anak ingin agar bapanya menyediakan waktu untuknya, ada saja alasan yang terpikirkan di benak bapa untuk menolak permintaan itu. Mungkin bapa tidak bermaksud jahat, ia hanya menunda-nundanya karena ia berpikir masih ada banyak kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama anaknya. Tapi sebenarnya, itu merupakan strategi musuh untuk mencuri salah satu harta terpenting yang bisa dimiliki oleh seorang anak, yaitu memori/kenangan.
Di pinggir jalan (ayat 4)
Menggambarkan bahwa iblis sedang mencuri keinginan bapa untuk memiliki waktu-waktu bersama anaknya.
Di tanah berbatu-batu (ayat 5)
Ini adalah bapa yang sangat antusias dan berjanji untuk segera mengadakan waktu bagi anaknya, tapi hanya selang beberapa hari kemudian ia sudah kehilangan keinginannya itu. Ia dengan mudah melupakan janjinya sehingga sang anak menjadi kecewa.
Di antara semak duri (ayat 7)
Merupakan gambaran bapa yang menunda-nunda untuk menghabiskan waktu bersama anaknya, tapi semakin hari merasa semakin sulit untuk bisa mewujudkannya karena hal-hal lain yang masih harus dikerjakan.
Di tanah yang baik (ayat 8)
Yaitu bapa yang memiliki keseimbangan hidup yang baik. Ia tahu cara mengatur waktu dan memberikan yang terbaik untuk keluarganya. Dan bapa seperti inilah yang akan menjadi kenangan indah bagi anak-anaknya.
Bapa-bapa harus mengerti bahwa anak-anak perlu berkembang dalam lingkungan keluarga yang baik agar seluruh aspek kehidupannya menjadi baik. Keluarga yang memberikan dukungan tepat adalah sebuah berkat yang luar bisa bagi seorang anak.
IDENTITAS ANAK
Setiap orang pasti ingin mengenali diri sendiri dan mengetahui tujuan hidupnya. Sayangnya, perubahan jaman membuatnya semakin sulit. Banyak orang tua yang salah dalam mengasuh anaknya dengan alasan mendidik. Sebenarnya, disiplin diterapkan bukan untuk melukai anak tapi untuk membentuk hidupnya.
Salah satu krisis terburuk dalam kehidupan seorang anak terjadi akibat ketidakpedulian orang tua. Suatu waktu, ada seorang wanita yang menemui saya dan menceritakan kisah hidupnya. Ia memiliki tiga anak dan telah tiga kali menikah. Tapi pernikahannya yang ketiga pun tidak bahagia. Dalam perbincangan tersebut ia berkata, “Saya tidak pernah berjumpa dengan ayah saya. Ia meninggalkan keluarga kami sejak saya masih kecil. Hidup saya terasa kosong karena tidak mengenal sosok seorang ayah. Sampai suatu saat, saya merasa tidak dapat lagi menahan keinginan saya untuk mencari keberadaan ayah saya. Maka saya mengambil buku telepon dan menghubungi semua pria yang bernama seperti ayah. Saya hanya ingin berbincang-bincang dengan ayah meskipun hanya sebentar saja. Sayang usaha saya tidak ada hasilnya, sampai sekarang saya belum berhasil menemukannya.” Air matanya mulai mengalir deras ketika ia katakan: “Saya ingin tahu asal usul saya, siapa saya dan ke mana tujuan hidup saya.”
Jika saja orang tua mengerti dampak yang dialami anak-anak akibat perbuatannya, tentu mereka akan lebih hati-hati bertindak dan lebih berusaha untuk membangun keluarganya dengan baik. Karena adanya kekosongan dalam hatinya oleh tidak adanya figur ayah dalam hidupnya maka wanita tersebut mengalami banyak kegagalan dalam menjalin hubungan.
Saya dan istri bertekad untuk menghindari hal-hal yang dapat membuat luka batin pada anak-anak kami. Sebaliknya kami berusaha agar mereka memiliki kenangan yang indah akan orang tua mereka. Artinya, kami memberikan contoh dan teladan bagi mereka, karena tidak ada orang tua yang dapat berpura-pura kepada anak.
Demikian pula, tidak ada seorang suami yang dapat berpura-pura mengasihi istrinya. Kasih dapat dinilai dari cara perlakuan: adakah sikap menghormati, bagaimana menghargai dan apa yang dilakukan untuk mendukung istri. Seorang pria yang bertindak sebagai suami yang baik pasti juga akan menjadi seorang ayah yang baik, sebab anak-anak akan bercermin pada kehidupan nikah orang tuanya.
ANAK-ANAK YANG MEMILIKI HARGA DIRI YANG BENAR
Bila kita benar-benar telah mennemukan jati diri kita maka kita juga akan mengetahui bahwa seorang bapa merupakan sebuah berkat, sebab kita merasa aman oleh karena tahu ada orang yang mempedulikan dan menjagai kita. Saya memiliki empat anak perempuan dan saya tahu persis bahwa pendapat saya sangat mereka perlukan. Dalam setiap hal yang mereka lakukan, mereka selalu ingin tahu bagaimana menurut saya. Ketika anak bungsu saya meraih prestasi yang baik di bidang olah raga atau apapun, ia akan bertanya kepada saya, “Papa, benar kan saya ini yang terbaik?” dan saya akan menjawab, “Tentu saja, nak, kamu selalu bisa mengalahkan teman-temanmu.” Saya menyadari bahwa anak-anak sangat memerlukan kata-kata motivasi dan dorongan dari orang tua.
ANAK-ANAK YANG MERASA AMAN
Keluarga akan memiliki rasa aman jika bapa berperan sebagai kepala rumah tangga karena umumnya pria lebih bisa memberikan perlindungan daripada wanita.
Beberapa tahun lalu, saya mendaki gunung bersama salah seorang anak saya yang saat itu masih berumur empat tahun. Setelah beberapa lama ia merasa kelelahan, dan satu-satunya hal yang ia lakukan adalah mengulurkan kedua tangannya untuk saya gendong. Ia tidak berpikir apakah papanya juga sama lelahnya, yang ia tahu adalah bahwa ia merasa aman dan nyaman berada di gendongan saya. Dalam Alkitab kita sering melihat bagaimana Tuhan menyingkapkan diriNya sebagai Bapa yang pengasih yang memberikan rasa aman kepada anak-anakNya. Allah adalah sosok bapa yang sangat luar biasa; karena itu Tuhan Yesus menekankan bahwa pencapaian tertinggi bagi seorang pria adalah menjadi bapa yang sejati.
“Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” (Matius 5:48)
DIALOG; WAKTU UNTUK BERBINCANG-BINCANG DENGAN ANAK-ANAK
Salah satu masalah sosial yang banyak terjadi saat ini adalah kemajuan teknologi yang makin lama makin saling menjauhkan antar anggota keluarga. Teman dunia maya lebih dekat daripada saudara. Karena itu, baik orang tua maupun anak harus berusaha untuk mencari cara agar hubungan mereka terjaga dengan baik dan berani meninggalkan hal-hal yang menghalangi terciptanya komunikasi dan suka cita dalam keluarga.
Hal-hal yang perlu dilakukan:
“Tetapi kamu harus menaruh perkataanku ini dalam hatimu dan dalam jiwamu; kamu harus mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu. Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun; engkau harus menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu, supaya panjang umurmu dan umur anak-anakmu di tanah yang dijanjikan Tuhan dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepada mereka selama ada langit di atas bumi.” (Ulangan 11:18-21)
Berkat Allah atas keluarga turun melalui orang tua. Seorang bapa bertanggung jawab untuk mengajarkan firman kepada anak-anaknya. Ia harus selalu memperkatakan firman kepada mereka sehingga setiap ajaran dan prinsip keimanan menjadi gaya hidup dalam keluarga.
Hosea 4:6 menuliskan: “UmatKku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imamKu; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.”
Orang tua wajib mengerti kebenaran ini. Jika Anda melupakan firman, maka Ia juga akan melupakan anak-anak Anda. Kita mungkin sering mendengar kisah tentang orang-orang jahat, orang-orang yang melakukan kekerasan atau kekejaman, orang-orang yang dingin hatinya dan tanpa belas kasihan, tapi ketika kita melakukan pendekatan melalui anak-anaknya maka mereka akan dengan mudah akan hancur hati, karena anak adalah sisi lemah manusia.
KESIMPULAN
Seorang bapa tidak boleh menghakimi anak-anaknya. Ajar dan bawa mereka kepada Allah agar hidup seturut firmanNya. Jangan sampai kejahatan masuk ke dalam diri mereka. Bimbing mereka dalam takut akan Tuhan, terapkan prinsip-prinsip ketaatan akan firman; berikan waktu, perhatian, kepedulian dan penghargaan diri yang mereka butuhkan sehingga mereka akan tumbuh menjadi orang yang seimbang dan sukses.
APLIKASI
Tentukan langkah-langkah yang dapat mengembangkan komunikasi terbaik dengan anak-anak dan segera lakukan, bila perlu buatlah jurnal harian mengenai perkembangannya.
Terimalah posisi Anda sebagai seorang bapa, kerjakan dan latihlah dengan sukacita.
MATERI DISKUSI
1. Apa yang menjadi kenangan atau memori terindah tentang ayah Anda?
2. Apa yang inginkan dari diri Anda untuk menjadi kenangan bagi anak-anak Anda?
3. Pelajari kembali perumpamaan tentang penabur benih dalam penjelasan di atas. Menurut Anda, di manakah posisi Anda (silakan tandai dengan pada pilihan Anda):
Di pinggir jalan ( )
Di tanah berbatu-batu ( )
Di semak duri ( )
Di tanah yang baik ( )
Catatan: yang belum memiliki anak, silakan memberikan penilaian untuk ayah Anda.
4. Bagaimana menerapkan tindakan nyata untuk memberikan hal-hal berikut kepada anak-anak Anda?
IDENTITAS :
HARGA DIRI YANG BENAR :
RASA AMAN :
DIALOG / KOMUNIKASI :
PENGAJARAN FIRMAN TUHAN :
5. Khusus bagi yang sudah memiliki anak: buatlah komitmen untuk memiliki waktu bersama anak-anak Anda.
BERKAT SEBAGAI SEORANG BAPA
“Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa, yang dari padaNya semua turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya.” (Efesus 3:14-15)
Sepanjang sejarah, belum pernah ada tuntutan tanggung jawab sebesar yang ada di pundak seorang bapa, dan sampai saat ini belum ada sosok yang dapat menggantikan posisi bapa. Perkembangan jaman yang semakin pesat membuat manusia menghabiskan banyak waktu hidupnya untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan seringkali demi mecapai tujuan tersebut, kita sering mengorbankan waktu untuk anak-anak.
Gambaran yang paling tepat untuk kondisi ini adalah perumpamaan tentang penabur yang dikisahkan oleh Tuhan Yesus dalam Matius 13:3-8. Seringkali jika seorang anak ingin agar bapanya menyediakan waktu untuknya, ada saja alasan yang terpikirkan di benak bapa untuk menolak permintaan itu. Mungkin bapa tidak bermaksud jahat, ia hanya menunda-nundanya karena ia berpikir masih ada banyak kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama anaknya. Tapi sebenarnya, itu merupakan strategi musuh untuk mencuri salah satu harta terpenting yang bisa dimiliki oleh seorang anak, yaitu memori/kenangan.
Di pinggir jalan (ayat 4)
Menggambarkan bahwa iblis sedang mencuri keinginan bapa untuk memiliki waktu-waktu bersama anaknya.
Di tanah berbatu-batu (ayat 5)
Ini adalah bapa yang sangat antusias dan berjanji untuk segera mengadakan waktu bagi anaknya, tapi hanya selang beberapa hari kemudian ia sudah kehilangan keinginannya itu. Ia dengan mudah melupakan janjinya sehingga sang anak menjadi kecewa.
Di antara semak duri (ayat 7)
Merupakan gambaran bapa yang menunda-nunda untuk menghabiskan waktu bersama anaknya, tapi semakin hari merasa semakin sulit untuk bisa mewujudkannya karena hal-hal lain yang masih harus dikerjakan.
Di tanah yang baik (ayat 8)
Yaitu bapa yang memiliki keseimbangan hidup yang baik. Ia tahu cara mengatur waktu dan memberikan yang terbaik untuk keluarganya. Dan bapa seperti inilah yang akan menjadi kenangan indah bagi anak-anaknya.
Bapa-bapa harus mengerti bahwa anak-anak perlu berkembang dalam lingkungan keluarga yang baik agar seluruh aspek kehidupannya menjadi baik. Keluarga yang memberikan dukungan tepat adalah sebuah berkat yang luar bisa bagi seorang anak.
IDENTITAS ANAK
Setiap orang pasti ingin mengenali diri sendiri dan mengetahui tujuan hidupnya. Sayangnya, perubahan jaman membuatnya semakin sulit. Banyak orang tua yang salah dalam mengasuh anaknya dengan alasan mendidik. Sebenarnya, disiplin diterapkan bukan untuk melukai anak tapi untuk membentuk hidupnya.
Salah satu krisis terburuk dalam kehidupan seorang anak terjadi akibat ketidakpedulian orang tua. Suatu waktu, ada seorang wanita yang menemui saya dan menceritakan kisah hidupnya. Ia memiliki tiga anak dan telah tiga kali menikah. Tapi pernikahannya yang ketiga pun tidak bahagia. Dalam perbincangan tersebut ia berkata, “Saya tidak pernah berjumpa dengan ayah saya. Ia meninggalkan keluarga kami sejak saya masih kecil. Hidup saya terasa kosong karena tidak mengenal sosok seorang ayah. Sampai suatu saat, saya merasa tidak dapat lagi menahan keinginan saya untuk mencari keberadaan ayah saya. Maka saya mengambil buku telepon dan menghubungi semua pria yang bernama seperti ayah. Saya hanya ingin berbincang-bincang dengan ayah meskipun hanya sebentar saja. Sayang usaha saya tidak ada hasilnya, sampai sekarang saya belum berhasil menemukannya.” Air matanya mulai mengalir deras ketika ia katakan: “Saya ingin tahu asal usul saya, siapa saya dan ke mana tujuan hidup saya.”
Jika saja orang tua mengerti dampak yang dialami anak-anak akibat perbuatannya, tentu mereka akan lebih hati-hati bertindak dan lebih berusaha untuk membangun keluarganya dengan baik. Karena adanya kekosongan dalam hatinya oleh tidak adanya figur ayah dalam hidupnya maka wanita tersebut mengalami banyak kegagalan dalam menjalin hubungan.
Saya dan istri bertekad untuk menghindari hal-hal yang dapat membuat luka batin pada anak-anak kami. Sebaliknya kami berusaha agar mereka memiliki kenangan yang indah akan orang tua mereka. Artinya, kami memberikan contoh dan teladan bagi mereka, karena tidak ada orang tua yang dapat berpura-pura kepada anak.
Demikian pula, tidak ada seorang suami yang dapat berpura-pura mengasihi istrinya. Kasih dapat dinilai dari cara perlakuan: adakah sikap menghormati, bagaimana menghargai dan apa yang dilakukan untuk mendukung istri. Seorang pria yang bertindak sebagai suami yang baik pasti juga akan menjadi seorang ayah yang baik, sebab anak-anak akan bercermin pada kehidupan nikah orang tuanya.
ANAK-ANAK YANG MEMILIKI HARGA DIRI YANG BENAR
Bila kita benar-benar telah mennemukan jati diri kita maka kita juga akan mengetahui bahwa seorang bapa merupakan sebuah berkat, sebab kita merasa aman oleh karena tahu ada orang yang mempedulikan dan menjagai kita. Saya memiliki empat anak perempuan dan saya tahu persis bahwa pendapat saya sangat mereka perlukan. Dalam setiap hal yang mereka lakukan, mereka selalu ingin tahu bagaimana menurut saya. Ketika anak bungsu saya meraih prestasi yang baik di bidang olah raga atau apapun, ia akan bertanya kepada saya, “Papa, benar kan saya ini yang terbaik?” dan saya akan menjawab, “Tentu saja, nak, kamu selalu bisa mengalahkan teman-temanmu.” Saya menyadari bahwa anak-anak sangat memerlukan kata-kata motivasi dan dorongan dari orang tua.
ANAK-ANAK YANG MERASA AMAN
Keluarga akan memiliki rasa aman jika bapa berperan sebagai kepala rumah tangga karena umumnya pria lebih bisa memberikan perlindungan daripada wanita.
Beberapa tahun lalu, saya mendaki gunung bersama salah seorang anak saya yang saat itu masih berumur empat tahun. Setelah beberapa lama ia merasa kelelahan, dan satu-satunya hal yang ia lakukan adalah mengulurkan kedua tangannya untuk saya gendong. Ia tidak berpikir apakah papanya juga sama lelahnya, yang ia tahu adalah bahwa ia merasa aman dan nyaman berada di gendongan saya. Dalam Alkitab kita sering melihat bagaimana Tuhan menyingkapkan diriNya sebagai Bapa yang pengasih yang memberikan rasa aman kepada anak-anakNya. Allah adalah sosok bapa yang sangat luar biasa; karena itu Tuhan Yesus menekankan bahwa pencapaian tertinggi bagi seorang pria adalah menjadi bapa yang sejati.
“Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” (Matius 5:48)
DIALOG; WAKTU UNTUK BERBINCANG-BINCANG DENGAN ANAK-ANAK
Salah satu masalah sosial yang banyak terjadi saat ini adalah kemajuan teknologi yang makin lama makin saling menjauhkan antar anggota keluarga. Teman dunia maya lebih dekat daripada saudara. Karena itu, baik orang tua maupun anak harus berusaha untuk mencari cara agar hubungan mereka terjaga dengan baik dan berani meninggalkan hal-hal yang menghalangi terciptanya komunikasi dan suka cita dalam keluarga.
Hal-hal yang perlu dilakukan:
- Sediakan waktu setiap hari. Anak-anak tidak menuntut banyak, mereka hanya ingin Anda menghargai keberadaan diri mereka. Mulailah dengan 15 menit setiap hari.
- Berbincanglah dengan anak-anak. Jangan menggunakan nada tinggi, kritik, sindiran, keluhan atau menyalahkan mereka. Setiap hal yang Anda katakan haruslah positif, membangkitkan iman dan memberikan motivasi.
- Ciptakan suasana yang baik. Jika masih ada sakit hati dan belum terjadi pengampunan, maka suasananya akan menjadi tegang. Anda harus bisa memulihkan luka-luka batin yang pernah ada dan menerima anak-anak Anda apa adanya.
- Miliki jadwal rekreasi. Pilih kegiatan yang sesuai dengan usia anak-anak Anda.
- Libatkan anak-anak dalam keputusan yang menyangkut kepentingan seluruh keluarga.
- Perlakukan mereka sebagai sahabat. Berikan perhatian penuh ketika mereka berbicara, ketika mereka menceritakan hal-hal yang mereka capai dan raih, demikian juga ketika mereka mengungkapkan perasaan kecewa dan kesedihannya.
- Buat anak-anak merasa bahwa mereka adalah orang-orang yang paling penting bagi Anda. Ungkapkan melalui kata-kata yang lembut dan penuh kasih sayang.
“Tetapi kamu harus menaruh perkataanku ini dalam hatimu dan dalam jiwamu; kamu harus mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu. Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun; engkau harus menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu, supaya panjang umurmu dan umur anak-anakmu di tanah yang dijanjikan Tuhan dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepada mereka selama ada langit di atas bumi.” (Ulangan 11:18-21)
Berkat Allah atas keluarga turun melalui orang tua. Seorang bapa bertanggung jawab untuk mengajarkan firman kepada anak-anaknya. Ia harus selalu memperkatakan firman kepada mereka sehingga setiap ajaran dan prinsip keimanan menjadi gaya hidup dalam keluarga.
Hosea 4:6 menuliskan: “UmatKku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imamKu; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.”
Orang tua wajib mengerti kebenaran ini. Jika Anda melupakan firman, maka Ia juga akan melupakan anak-anak Anda. Kita mungkin sering mendengar kisah tentang orang-orang jahat, orang-orang yang melakukan kekerasan atau kekejaman, orang-orang yang dingin hatinya dan tanpa belas kasihan, tapi ketika kita melakukan pendekatan melalui anak-anaknya maka mereka akan dengan mudah akan hancur hati, karena anak adalah sisi lemah manusia.
KESIMPULAN
Seorang bapa tidak boleh menghakimi anak-anaknya. Ajar dan bawa mereka kepada Allah agar hidup seturut firmanNya. Jangan sampai kejahatan masuk ke dalam diri mereka. Bimbing mereka dalam takut akan Tuhan, terapkan prinsip-prinsip ketaatan akan firman; berikan waktu, perhatian, kepedulian dan penghargaan diri yang mereka butuhkan sehingga mereka akan tumbuh menjadi orang yang seimbang dan sukses.
APLIKASI
Tentukan langkah-langkah yang dapat mengembangkan komunikasi terbaik dengan anak-anak dan segera lakukan, bila perlu buatlah jurnal harian mengenai perkembangannya.
Terimalah posisi Anda sebagai seorang bapa, kerjakan dan latihlah dengan sukacita.
MATERI DISKUSI
1. Apa yang menjadi kenangan atau memori terindah tentang ayah Anda?
2. Apa yang inginkan dari diri Anda untuk menjadi kenangan bagi anak-anak Anda?
3. Pelajari kembali perumpamaan tentang penabur benih dalam penjelasan di atas. Menurut Anda, di manakah posisi Anda (silakan tandai dengan pada pilihan Anda):
Di pinggir jalan ( )
Di tanah berbatu-batu ( )
Di semak duri ( )
Di tanah yang baik ( )
Catatan: yang belum memiliki anak, silakan memberikan penilaian untuk ayah Anda.
4. Bagaimana menerapkan tindakan nyata untuk memberikan hal-hal berikut kepada anak-anak Anda?
IDENTITAS :
HARGA DIRI YANG BENAR :
RASA AMAN :
DIALOG / KOMUNIKASI :
PENGAJARAN FIRMAN TUHAN :
5. Khusus bagi yang sudah memiliki anak: buatlah komitmen untuk memiliki waktu bersama anak-anak Anda.
0 Comments