9. BERPIKIR SEBAGAI SEORANG PENAKLUK

AYAT KUNCI

1 Yohanes 5:4

REFERENSI BACAAN ALKITAB
1 Yohanes 3:9                 Filipi 4:6
1 Korintus 2:11-12         Yakobus 4:71
1 Korintus 2:16              Yesaya 45:7
Bilangan 13:30-31         Bilangan 14:28
Amsal 12:14                  Pengkhotbah 10:12

TUJUAN
Untuk mengalami kelahiran baru yang sebenarnya.
Untuk mengembangkan iman ke tingkat yang tinggi melalui pengetahuan akan firman.
Untuk mengalami pembaharuan pikiran.

PENGEMBANGAN MATERI
“Sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.” (1 Yohanes 5:4)
Yohanes mengungkapkan dua aspek dasar yang harus dimiliki oleh seorang penakluk:
•    lahir dari Allah
•    memiliki iman

1.    Lahir dari Allah
Yesus mengajarkan cara yang benar untuk lahir dari Allah: “Sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.” (Yohanes 3:5)
Air melambangkan baptisan selam. Kelahiran oleh Roh adalah hasil yang diperoleh jika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Langkah iman dan ketaatan ini memberikan kita dasar yang kuat dan pertumbuhan iman seperti dikatakan dalam Efesus 3:17a : “oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu”.
Dasar iman yang benar membawa kita ke alam rohani; dan melalui pembelajaran firman, doa dan persekutuan orang percaya, kita akan bertumbuh dan bertambah kuat dalam Tuhan. Yohanes katakan: “Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.” (1 Yohanes 3:9)
Alam rohani yang ada dalam diri kita menjagai kita dari tipu muslihat iblis dan dosa.

2.    Memiliki iman
Iman bukan manusia, bukan benda, bukan perasaan ataupun intelektualitas. Iman hanya berasal dari alam rohani; dan hanya dapat berkembang dalam hidup orang-orang yang berserah penuh kepada Yesus Kristus. Iman menjadikan kita sama seperti Kristus. Segala sesuatu yang ada dalam iman kita berhubungan dengan alam rohani. Iman tidak dapat dipalsukan dan tidak dapat ditiru. Iman nyata ketika pencobaan datang; hanya yang beriman yang dapat bertahan. Tanpa iman tidak mungkin kita berkenan kepada Allah. Iman yang kecil dapat memindahkan gunung yang besar; hanya diperlukan iman sebesar biji sesawi untuk menaklukkan hal-hal yang besar. Iman harus ada dalam setiap hal yang kita kerjakan. Iman adalah percaya pada apa yang Tuhan katakan, yaitu firman. Jika Anda ingin memiliki iman tapi tidak menghargai firman artinya Anda tidak beriman kepadaNya melainkan kepada diri sendiri. Iman selalu bertentangan dengan ketakutan. Iman yang sejati membebaskan kita dari ketakutan. Melalui iman kita dapat maju dan menjadi seorang penakluk.

3.    Menjaga Pikiran
Iblis bekerja melalui pikiran kita, karena ia tahu pada saat kita menerima ide yang ia berikan maka kita akan takluk kepadanya dengan sangat mudahnya. Jadi, ia mulai menghunjamkan berbagai macam anak panah ke dalam pikiran kita. Jika kita menolak apa yang ia tanamkan, maka kita akan tetap bertahan dan tidak menderita kerugian apa pun. Tapi orang yang masuk dalam jebakan iblis ini akan dicengkeram dengan kuat dan akan dikuasainya. Bila ini terjadi, maka kerohaniannya akan terancam. Seperti sebuah kota tanpa tembok, ia akan mudah ditaklukkan.
Salomo katakan: “Seperti orang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri, demikianlah ia”. Kita adalah hasil akhir dari pikiran kita sendiri yang diwujudkan melalui perkataan.
Akal budi kita adalah harta kekayaan. Jangan biarkan musuh menyerang Anda dengan pikiran-pikiran yang negatif dan merusak. Kita dapat saja membuat sebuah mesin sebesar dan sekuat bangunan terhebat yang pernah ada, tapi mesin itu tidak akan pernah bisa menghasilkan satu saja pemikiran seperti pikiran seorang manusia. Tuhan memberikan kita kemampuan untuk menciptakan ide-ide, kita harus memakainya menjadi berkat.
Ubah cara pikir Anda, jangan menerima kegagalan. Tetapkan sasaran bulanan, mingguan dan harian. Jangan pernah ada keraguan dalam pikiran Anda. Jangan mengucapkan kata-kata negatif. Jika Anda berhasil menghindari perkataan negatif dalam sehari, lanjutkan sampai seminggu, sebulan dan seterusnya hingga akhirnya Anda benar-benar terbebas dari mengucapkan perkataan negatif. Ini artinya Anda berhasil menjadi penakluk. “Apa yang ada di depan dan di belakang kita tidak ada artinya bila dibandingkan dengan apa yang ada di dalam kita” (Emerson).
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” (Filipi 4:6)

4.    Membuka Diri Terhadap Inovasi

Jangan mencari jalan terpendek. Jika kita ingin berhasil, investasikan waktu dan buat inovasi-inovasi baru. Inovasi harus dikembangkan setiap hari. Jika kita berhenti berubah maka kita akan terjebak dalam legalistik (ketinggalan jaman). Kita harus membuka pikiran kita lebar-lebar agar dapat mengerti apa yang Tuhan ingin untuk kita lakukan. Inovasi juga menghindarkan kita dari monotoni (kejenuhan/kebosanan), karena setiap hari kita akan menemukan tantangan-tantangan yang baru.
Calderon de la Barca berkata: “Siapa yang bisa menghalangi jalannya pikiran yang seringkali sedemikian tipis dan tidak kentara? Pikiran tidak memiliki tubuh, ia bisa menembus dinding dan kayu, ia bisa mencapai sampai ke bagian jiwa yang tersembunyi jauh di dalam.” Pikiran digerakkan oleh roh; dan pikiran menentukan karakter. Hal yang penting kita ketahui adalah bahwa pikiran kita dikendalikan oleh Tuhan! “Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah. Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita.” (1 Korintus 2:11-12)

5.    Memiliki Pikiran Kristus
Pikirkan hal ini: Apa yang menjadi pikiran Kristus?
Pikiran Kristus selalu terhubung dengan firman. Anda dapat menemukan Ia berkata: “Melakukan kehendakMu adalah keinginanKu”.
Setiap perkataan yang diucapkanNya pasti sesuai dengan kehendak Bapa.
Yesus tidak pernah membiarkan pikiranNya kosong atau diam. Pada saat iblis datang dan mencoba memperngaruhi pikiranNya, Ia katakan: “Enyahlah. Ada sebab tertulis...” Dalam tiga pencobaan tersebut Ia selalu menyebutkan: “Ada tertulis” dan iblis pun undur daripadaNya. “Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah iblis, maka ia akan lari dari padamu.” (Yakobus 4:7)
“Sebab siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasehati Dia? Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.”(1 Korintus 2:16)
“Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allahmu, telah mengurapi engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutumu.” (Mazmur 45:7). Salah satu hal yang dinubuatkan oleh para nabi mengenai karakter Yesus ialah bahwa Ia merupakan orang yang paling bersukacita/berbahagia; dan sukacita itu berasal dari urapan Bapa. Artinya, sukacita adalah hasil dari hidup yang kudus dimana cinta akan keadilan menjauhkan kita dari segala macam kefasikan.

A.    Pikiran Penakluk
“Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya. Tetapi orang-orang yang pergi ke sana bersama-sama dengan dia berkata: Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita.” (Bilangan 13: 30-31)
Yosua memaparkan tiga langkah untuk meraih apa yang Tuhan ingin berikan:

Kita akan maju (versi bahasa Inggris: kita akan naik)
Iman memerlukan usaha, dan iman selalu berlawanan arah dengan dosa. Dosa selalu membawa kita menuruni lembah, melambangkan sesuatu yang mudah dilakukan. Sebaliknya iman membawa kita naik ke atas gunung, melambangkan sesuatu yang sulit dilakukan tapi mengandung kepastian bahwa kita pasti akan bisa menaklukkannya.

Kita akan mendudukinya   
Yosua sangat yakin dapat menduduki musuhnya karena kuasa Allah sendiri yang bekerja. Ia mempercayai janji kemenangan yang Tuhan nyatakan. Ini adalah kesempatan bagi bangsa Israel untuk menikmati penggenapan janji Allah.

Kita pasti akan mengalahkannya
Yosua percaya bahwa Allah, yang ada di pihaknya, lebih berkuasa daripada musuhnya. Sayangnya, roh ketakutan yang ada bangsa itu menghalangi kemenangan yang sudah di depan mata. Inilah sebabnya Yosua berusaha menjadi penengah dan mengajak mereka untuk tidak melewatkan kesempatan yang baik tersebut. Tapi usahanya sia-sia karena ketakutan sudah sedemikian rupa menguasai bangsa Israel (ayat 31).
Tuhan ingin menunjukkan, sekalipun mereka menghadapi musuh yang jauh lebih kuat tapi Ia akan mengirimkan pasukan malaikatNya sehingga mereka akan menang dengan mudah tanpa perlu melakukan apa-apa. Tapi iblis sudah meracuni pikiran kesepuluh orang pengintai Israel sehingga mereka berpikir bahwa mereka harus berperang menggunakan kekuatan sendiri. Mereka berpaling dari Allah dan tidak mengandalkan pertolonganNya, maka mereka merasa ciut hati dan lemah. Mereka kehilangan iman karena menggunakan logika. Tanpa iman, tidak mungkin Tuhan berkenan.
“Jika Tuhan berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Hanya, janganlah memberontak kepada Tuhan, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang Tuhan menyertai kita; janganlah takut kepada mereka. Lalu segenap umat itu mengancam hendak melontari kedua orang itu dengan batu. Tetapi tampaklah kemuliaan Tuhan di Kemah Pertemuan kepada semua orang Israel.” (Bilangan 14:8-10)

Cari perkenanan Tuhan
Kita hanya dapat menyenangkan Tuhan dengan iman; beriman berarti bergantung penuh pada Tuhan. Orang yang beriman akan memperoleh berkat-berkat yang terbaik.

Jangan memberontak
Memberontak berarti bertindak tidak berdasarkan pada rencana Allah dan tidak dengan cara-cara yang dari Allah. Biasanya ini disebabkan oleh pikiran yang negatif.

Jangan takut
Takut berarti mengijinkan orang atau hal yang kita takutkan berkuasa atas kita. Kita tidak dapat menaklukkan apa yang kita takuti.

Akan kita telan habis
Ini menggambarkan bahwa kita dapat meraih kemenangan dengan sangat mudah tanpa usaha yang berarti. Yosua telah mengerti bahwa Allah ada di pihaknya dan tidak ada yang dapat menandingiNya.
Sayangnya, jawaban yang diterima Yosua atas imannya adalah bahwa ia harus dilempari dengan batu sampai mati. Bagi orang-orang yang tidak mau percaya, yang pesimis dan yang suka mengeluh, iman adalah hal yang mengganggu.

KUASA PERKATAAN IMAN
Dari antara kesepuluh orang pengintai, hanya Yosua dan Kaleb yang memiliki perkataan yang berbeda dari yang lain. Mereka berdua memilih untuk percaya kepada Allah dan berusaha agar bangsa Israel bergerak dengan iman untuk menduduki tanah Kanaan. Allah berkenan kepada mereka dan berkata: “Tetapi hambaKu Kaleb, karena lain jiwa yang ada padanya dan ia mengikut Aku dengan sepenuhnya, akan Kubawa masuk ke negerti yang telah dimasukinya itu, dan keturunannya akan memilikinya.” (Bilangan 14:24)

DAMPAK BURUK PERSUNGUTAN
Sebaliknya, sebagian besar orang Israel bersungut-sungut terhadap Tuhan: “Ah, sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini! Mengapakah Tuhan membawa kami ke negeri ini, supaya kami tewas oleh pedang, dan isteri serta anak-anak kami menjadi tawanan? Bukankah lebih baik kami pulang ke Mesir?” (Bilangan 14:2-3)
Tuhan menjawab : “Segala sesuatu yang disungut-sungutkan orang Israel kepadaKu telah Kudengar. Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan, bahwasanya seperti yang kamu katakan di hadapanKu, demikianlah akan Kulakukan kepadamu.” (Bilangan 14:28). Mereka semua mati di padang gurun, dan anak-anak mereka menanggung pemberontakan mereka.
“Adapun orang-orang yang telah disuruh Musa untuk mengintai negeri itu, yang sudah pulang dan menyebabkan segenap umat itu bersungut-sungut kepada Musa dengan menyampaikan kabar busuk tentang negeri itu, orang-orang itu mati, kena tulah di hadapan Tuhan.” (Bilangan 14:36-37)

B.    Selalu Bersyukur
Pintu untuk menuju hadirat Allah disebut sebagai “ucapan syukur”. Tidak ada seorang pun yang dapat masuk ke dalam hadiratNya sebelum hatinya diisi dengan rasa syukur. Dengan mengungkapkan keyakinannya atas janji Tuhan di depan bangsa Israel, artinya Yosua dan Kaleb memberikan penghormatan kepadaNya di hadapan mereka. Dan empat puluh tahun kemudian, mereka menjadi pemimpin yang membawa bangsa Israel masuk ke dalam negeri perjanjian.

Perkataan Orang Bijak dan Perkataan Orang Bodoh
“Setiap orang dikenyangkan dengan kebaikan oleh karena buah perkataan, dan orang mendapat balasan dari pada yang dikerjakan tangannya.” (Amsal 12:14)
“Perkataan mulut orang berhikmat menarik, tetapi bibir orang bodoh menelan orang itu sendiri.” (Pengkhotbah 10:12)
“Orang bebal dibinasakan oleh mulutnya, bibirnya adalah jerat bagi nyawanya.” (Amsal 18:7)

KESIMPULAN
Apa yang kita raih banyak bergantung pada sikap dan pikiran. Kita harus berusaha memiliki dan mempertahankan pikiran Kristus, memiliki pembaharuan pikiran dan bersedia mengikuti ketetapan Tuhan dalam kehidupan pribadi, keluarga, pekerjaan dan kelompok duabelas kita.

APLIKASI
Pikiran sebagai seorang penakluk adalah awal kesuksesan dan keberhasilan; berpikir seperti ini akan membawa kita menerima kegenapan janji-janji Allah dalam seluruh aspek hidup: hubungan dengan Tuhan dan orang lain, keluarga dan rumah tangga, pelayanan, keuangan, pekerjaan dan kesehatan.

MATERI DISKUSI

1.    Baca dan jelaskan 1 Yohanes 5:4!

2.    Apa arti “lahir dari Allah”?
Contoh jawaban:
Lahir oleh air dan Roh (Yohanes 3:5); lahir oleh air melambangkan baptisan selam, kelahiran oleh        Roh terjadi setelah percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi.

3.    Mengapa dan bagaimana cara menjaga pikiran kita?
Contoh jawaban:
Kita harus menjaga pikiran agar tidak terjerat oleh muslihat iblis; ia mengincarnya sebagai sasaran         utama sebab akal budi merupakan harta kekayaan yang besar dan penentu masa depan kita.
Cara menjaga pikiran: ubah cara berpikir menjadi positif, jangan memikirkan dan mengucapkan kata-kata negatif, tetapkan sasaran.

4.    Renungkan dan jawablah!
a.    Apa yang menjadi pikiran Kristus?
Contoh jawaban:
Tidak ada kata malas, selalu melakukan kehendak Bapa, bertentangan dengan iblis, mencintai keadilan dan membenci kefasikan, mengasihi jiwa-jiwa.
b.    Apakah Anda memiliki pikiran Kristus?

5.    Praktekkan doa ucapan syukur untuk akal budi yang diberikanNya untuk kita sehingga kita dapat memiliki pikiran positif dan mintalah hikmat agar Anda bisa memperkatakan hal-hal yang baik


Post a Comment

0 Comments