MENGENAL DAN MENGERTI

MINGGU PAGI, 19 JUNI 2022

“dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.” (Efesus 1:!7)

Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan

hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh.”

(Efesus 5:17-18)

 

Kedua ayat di atas menunjukkan bahwa pekerjaan Roh Kudus bukan hanya untuk membuat kita mengenal Tuhan tapi juga mengajar kita untuk mengerti akan kehendakNya.

Mengapa? Karena setelah kita mengerti maka kita akan bisa menghasilkan buah (Matius 13:23).

 

Definisi mengenal dan mengerti

tetapi kepada manusia Ia berfirman: Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi."

(Ayub 28:28)

 

Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik. Puji-pujian kepada-Nya tetap untuk selamanya. (Mazmur 111:10)

Jika kita mengaku sebagai orang yang takut akan Tuhan, maka kita harus menjauhi kejahatan. Inilah konsep mengenal dan mengerti. Kita disebut sebagai seorang yang takut akan Tuhan karena kita telah mengenal-Nya oleh Roh hikmat dan wahyu yang diberikan-Nya. Setelah mengenal Dia, harus ada perubahan hidup, yaitu harus menjauhi kejahatan, karena akal budi kita telah mengerti. Sebaliknya, iblis melakukan hal yang berbeda. Ia memang percaya dan takut akan Tuhan, bahkan gemetar di hadapan-Nya, tapi tidak mau bertobat dan tetap dengan kejahatannya.

Proses yang harus dilalui

1.    Berdoa

Kita diberikan hak istimewa untuk bisa masuk dan mendekat kepada-Nya (Efesus 2:17-18; 3:12). Setiap orang memiliki waktu yang sama, masing-masing 24 jam sehari, tetapi cara mempergunakannya bisa berbeda-beda. Sebagai orang yang sudah mengenal Tuhan, kita perlu memanfaatkan waktu yang ada untuk bergaul karib dengan-Nya supaya kita bisa mengerti isi hati-Nya. Kita perlu memeriksa diri sendiri apakah tiap hari kita mempunyai jam doa. Yesus sendiri meminta kita menyisihkan waktu satu jam saja untuk berdoa. Ia juga mencontohkan bagaimana kehidupan doa-Nya, dimana Ia selalu bangun pagi-pagi benar untuk berdoa. Tetapi patut disayangkan, sangat banyak orang yang gagal mengikuti teladan Yesus, karena seperti yang Alkitab ingatkan bahwa roh memang penurut tapi daging lemah.

Perjanjian Lama juga mencatat seorang tokoh yang telah terlatih baik dalam hal kebiasaan doa, yaitu Daniel. Apapun keadaan yang dialami, ia tetap rutin menjalankannya (Daniel 6:11). Dan oleh karena kesetiaannya untuk menjaga kehidupan doanya maka ia menuai hal yang baik, yaitu diluputkan dari maut karena Allah melindunginya terhadap si jahat (1 Yohanes 5:18). Ia memperoleh pertolongan tepat pada waktunya, seperti yang  dituliskan  oleh  Rasul  Paulus dalam surat Ibrani 4:16.


Untuk membentuk kebiasaan berdoa, kita bisa memulai dari hanya 1-2 menit tapi harus disertai dengan komitmen kuat untuk melakukan secara rutin, sehingga lama kelamaan kita akan terlatih dan dapat dengan lebih mudah meningkatkan kuantitas dan kualitasnya. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa sesuatu yang dilakukan secara berulang akan menjadi kebiasaan dalam 18-254 hari, dengan rata-rata terbanyak ada di 66 hari. Ada 3 tahap dalam

66 hari tersebut, masing-masing terdiri dari 22 hari. Tahap pertama adalah periode untuk menghapus kebiasaan lama, tahap kedua merupakan waktu untuk mulai membangun hal yang baru, dan akhirnya di tahap ketiga terbentuklah pola kebiasaan yang baru. Sadar atau tidak, sebenarnya proses ini sudah dialami oleh setiap orang, misalnya dalam hal kebiasaan mandi dan menggosok gigi. Karena sudah mulai dilatih sejak kecil dan terus menerus dilakukan maka aktivitas ini sudah menjadi kebiasaan ketika dewasa; kita tidak perlu lagi diingatkan atau dipaksa untuk mengerjakan rutinitas harian ini.

Ada sebuah kebiasaan menggunakan 1 jam setiap pagi yang bermanfaat: 20 menit pertama setelah bangun tidur digunakan untuk menyegarkan diri, misalnya senam ringan, lalu dilanjutkan dengan mengisi 20 menit berikutnya untuk melakukan devosi/saat teduh dan 20 menit terakhir untuk membuat perencanaan dan mencatat hal-hal yang penting.

Kebiasaan berdoa yang sudah terbentuk melalui latihan setiap hari harus tetap dipertahankan. Jika kita membaca kembali Ibrani 4:16 maka kita bisa melihat 3 hal yang akan kita alami saat menghampiri Allah (berdoa): menerima rahmat, menemukan kasih karunia, dan mendapat pertolongan tepat pada waktunya seperti yang terjadi pada Daniel. Menerima rahmat berarti diampuni atas kesalahan masa lalu. Menemukan kasih karunia  mencakup  pengertian  yang mendalam; banyak hal baik yang akan Tuhan nyatakan kepada kita. Ini juga mengajarkan agar kita tidak terburu-buru mengambil keputusan jika ada perencanaan untuk pindah dari domisili yang sedang ditempati. Segala sesuatu yang kita inginkan dan rencanakan harus dibawa ke dalam tahta kasih karunia-Nya sehingga kita memutuskan hal yang sesuai dengan kehendak Tuhan.

2.    Berhias

Bukan secara lahiriah melainkan batiniah (1 Petrus 3:3-4), yaitu dengan menjaga kebersihan hidup kita (pikiran, perasaan, kehendak) atau yang sering kita dengar dengan istilah jamu jati kendi (jaga mulut, jaga hati, kendalikan diri). Dengan demikian maka kita akan menjadi semakin elok secara rohani meskipun tubuh jasmani kita pasti mengalami kemerosotan (2 Korintus 4:16).

Alasan mengapa kita perlu berhias adalah karena kita sudah dipertunangkan dengan Kristus (2 Korintus 11:2), jadi kita harus mempercantik manusia rohani kita untuk-Nya sebagai calon mempelai kita seperti Ester mempersiapkan dirinya untuk menjadi ratu dari raja Ahasyweros.

3.    Memiliki pola pikir sorgawi yang tidak terbatas

Cara pandang yang mudah menyerah harus diubahkan menjadi ketangguhan (2 Korintus 4:8). Orang yang menaruh pengharapannya pada Tuhan tidak akan pernah merasa putus asa karena ia mengenal kasih Kristus yang melampaui segala pengetahuan (Efesus 3:19-20). Saat mengalami kesulitan dan seolah-olah menemui jalan buntu, ia tetap dapat bertahan dan bahkan beroleh jalan keluar karena kuasa Tuhan yang bekerja melebihi apa yang dapat dipikirkan oleh akal manusia.

 

Satu pengalaman bangsa Israel yang harus kita jadikan pelajaran penting adalah agar kita tidak disebut sebagai orang yang bodoh dan tolol karena gagal mengenal dan mengerti.

Post a Comment

0 Comments