Ibadah Minggu Pagi, 23 Juli 2023
BERHIKMAT
Pdt. Petrus Setiawan
1 KORINTUS 1:24-30
"Tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi,
maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang
lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia. Ingat saja, saudara-saudara,
bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak
banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak
orang yang terpandang. Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan
orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk
memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi
dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk
meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang
memegahkan diri di hadapan Allah. Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus
Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan
menguduskan dan menebus kita."
Sangat disayangkan kenyataannya masih ada orang yang termasuk
dalam golongan orang percaya tetapi tetap dalam keadaannya yang lama, yaitu
yang bodoh, lemah, tidak terpandang, dan tidak berarti. Meskipun sudah cukup
lama mengenal Kristus tapi toh tidak
dapat mengalami pertumbuhan
rohani yang baik, tidak seperti yang Tuhan Yesus alami ketika menjadi anak
manusia (Lukas 2:52).
Hal yang menghambat pertumbuhan rohani dan pertambahan hikmat Tuhan ialah kecondongan hati kita, seperti sudah ditegaskan dalam Pengkhotbah 10:2 “Hati orang berhikmat menuju ke kanan, tetapi hati orang bodoh ke kiri.” Arah kanan ialah kebajikan, arah kiri ialah kejahatan. Ini bukan mengenai arah jalan secara jasmani tetapi tentang posisi rohani kita, dimana Alkitab mencontohkan tentang keberadaan domba (anak-anak Tuhan) di sebelah kanan sedangkan kambing (anak-anak kejahatan) di sebelah kiri.
Adalah anugerah Allah melalui pekerjaan Roh Kudus sehingga
kita bisa menjadi orang percaya dan bahkan memperoleh urapan-Nya (2 Korintus
1:21-22; 1 Korintus 12:3). Yang harus kita kerjakan setelahnya ialah menjaga
agar hidup kita
tetap menuju ke arah yang benar dan tidak merusak urapan itu. Karena manusia mudah terpengaruh dengan
hal yang buruk maka kita perlu berhati-hati agar tidak sampai mengalami kondisi
seperti tertulis dalam Pengkhotbah 10:1 “Lalat yang mati menyebabkan urapan
dari pembuat urapan berbau busuk;
demikian juga sedikit kebodohan lebih berpengaruh dari pada
hikmat dan kehormatan.”
CARA UNTUK MEMILIKI HIKMAT YANG BERTAMBAH-TAMBAH
sadar pola pikir yang dimiliki (Efesus 4:22-24), roh dan
pikiran/mindset kita perlu diperbaharui
dalam kebenaran dan kekudusan;
mengelilingi diri dengan orang-orang hebat (Amsal 13:20) dan
sebaliknya membatasi diri dari orang-orang yang tidak membawa kebaikan dan
kemajuan (1 Korintus 5:10);
keluar dari zona nyaman (Amsal 6:6-11);
mengubah rutinitas, mempergunakan waktu untuk melakukan
hal-hal yang baik (Kolose 4:5);
berani gagal (Amsal 24:16) dan berani bangkit kembali;belajar menerima kenyataan (Yakobus 4:9-10) dan menyerahkan hidup di kaki Tuhan.
CIRI-CIRI ORANG YANG SUDAH BERHIKMAT:
Memiliki tujuan hidup yang jelas;
Bisa mengelola uang dengan baik;
Bertanggung jawab;
Selalu belajar pertumbuhan diri;
Dapat bekerja sama dengan orang lain;
Memiliki kemampuan
emosional yang baik.
0 Comments