MATIUS 12: 38-42
Pada waktu itu berkatalah
beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: "Guru, kami ingin
melihat suatu tanda dari
pada-Mu."
Tetapi jawab-Nya kepada mereka:
"Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda.
Tetapi kepada mereka tidak akan
diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.
Sebab seperti Yunus tinggal di
dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal
di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.
Pada waktu penghakiman,
orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga.
Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan
sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!
Pada waktu penghakiman, ratu dari
Selatan itu akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan
menghukumnya juga. Sebab ratu ini
datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada
di sini lebih dari pada Salomo!"
ANTARA ORANG YAHUDI, ORANG YUNANI, DAN ORANG PERCAYA
“Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.”(1 Korintus 1:22-24)
Orang-orang Yunani melambangkan
orang-orang yang tidak percaya dan tidak menerima Tuhan Yesus. Mereka mencari
hikmat sedemikian rupa tetapi tetap saja mereka menganggap bahwa salib Kristus
ialah sebuah kebodohan. Sementara orang- orang Yahudi ialah mereka yang hanya
percaya bahwa Yesus
telah mati (Lukas 24:18) tapi tidak bisa
menerima/percaya akan kebangkitan-Nya (Matius 28:11-15). Bagi mereka fakta
bahwa Yesus telah mati dan bangkit merupakan batu sandungan karena mereka –
hingga saat ini pun – masih menantikan kehadiran mesias yang sesuai dengan
versi mereka.
Kita, sebagai orang-orang yang
sudah menerima keselamatan oleh salib Kristus, tentunya
merupakan orang yang sungguh- sungguh percaya pada kematian Yesus
dan juga kebangkitan- Nya (Roma 10:9-10). Bagi kita
Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah, oleh karenanya maka kekuatan
dan hikmat itu ada dalam hidup kita.
TANDA YUNUS
Ketika orang-orang Yahudi
menuntut tanda dari Yesus Ia tidak memberikan tanda apa pun selain tanda Yunus.
Dengan memperbandingkan diri-Nya dengan Yunus, Yesus bermaksud untuk menunjukkan kepada
mereka bahwa Ia
lebih besar dari nabi yang mereka percayai itu.
Ada 7 hal yang menjadi bukti
kebesaran-Nya:
Yunus adalah manusia, tetapi
Yesus adalah Tuhan
Yunus bukan orang yang taat
kepada Allah, tetapi Yesus merupakan Pribadi yang taat penuh kepada Bapa
Yunus diam di perut ikan, tetapi
Yesus berada di perut bumi
Yunus dikeluarkan dari dalam
perut ikan setelah 3 hari, tetapi Yesus dibangkitkan setelah 3 hari
Yunus diutus hanya di daerah
Niniwe (sebuah kota), tetapi pekerjaan Yesus meliputi seluruh dunia
Yunus bergerak karena terpaksa, tetapi Yesus melakukan
semuanya dengan kasih
Yunus datang ke Niniwe membawa
berita penghakiman, tetapi Yesus datang ke dunia membawa berita keselamatan
Tetapi sungguh disayangkan,
meskipun Yesus jauh lebih besar daripada Yunus toh mereka tetap tidak mau
menerima dan percaya kepada-Nya, Tuhan
Sang Juru Selamat,
karena hikmat Allah tidak ada
pada mereka.
HIKMAT ALLAH
“Barangsiapa menggali lobang akan jatuh ke dalamnya, dan barangsiapa mendobrak tembok akan dipagut ular. Barangsiapa memecahkan batu akan dilukainya; barangsiapa membelah kayu akan dibahayakannya. Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat.”(Pengkhotbah 10:8-10)
Untuk mencapai keberhasilan
hidup, dalam hal apapun, kita perlu hikmat. Sebaliknya tanpa hikmat maka kita
akan mengalami kegagalan dan bukan tidak mungkin kita akan menjalani hidup
dengan rasa lelah (kehabisan tenaga) atau bahkan putus asa.
Kitab Pengkhotbah ini mengajarkan
kepada kita beberapa hal dalam kehidupan kita yang berkaitan
dengan hikmat:
-menggali lobang,
merupakan masalah
ekonomi/keuangan, dimana kita sering mendengar istilah yang menyebutkan adanya
orang-orang yang suka gali lobang tutup lobang karena kesulitan ekonomi yang
menimpanya; mereka cenderung berhutang untuk menutup/membayar hutangnya yang
lain.
Orang yang memiliki hikmat Allah
akan bisa mengatur
pemasukan dan pengeluarannya
sedemikian rupa sehingga tidak
jatuh dalam hutang atau
kemiskinan.
-mendobrak tembok/pintu,
berkaitan dengan masalah emosi.
Banyak orang yang memaksakan kehendaknya sendiri dan tidak bisa menerima
rancangan Tuhan sehingga pada akhirnya hanya justru beroleh masalah/celaka
seolah-olah dipagut ular. Tetapi orang yang berhikmat pasti sabar menantikan
Tuhan membukakan pintu baginya dan merasakan kedamaian dalam hidupnya.
-memecahkan batu dan membelah
kayu,
menandakan adanya kekerasan.
Dalam permainan gunting-batu- kertas, batu hanya bisa dikalahkan dengan kertas
(gambaran sesuatu yang lunak, tidak keras bahkan lembut), bukan dengan gunting
(yang bisa dikatakan sama kerasnya dengan batu).
Demikian pula air yang seolah-olah tidak
memiliki kekuatan tapi pada kenyataannya dapat melubangi batu yang sedemikian keras. Ini berarti bahwa orang
yang berhikmat ialah yang tidak melawan kekerasan dengan kekerasan. Tapi orang
yang suka menggunakan kekerasan hanya akan memperoleh luka dan menaruh dirinya dalam
bahaya.
Dengan memiliki hikmat dari Allah, maka kita tidak perlu mengeluarkan tenaga ekstra untuk menjalani hidup dan mencapai keberhasilan. Bahkan boleh dibilang bahwa orang yang berhikmat akan dikejar oleh rejeki, yaitu berkat Tuhan.
--BERSAMBUNG KE IBADAH SORE--
0 Comments