IBADAH MINGGU SORE, 09 JULI 2023
KUNCI KEBERHASILAN ISHAK
PDP. DENY RIRIMASSE
AYAT BACAAN
Kejadian 26:1-35
Rasul Paulus menghimbau kita
membaca Perjanjian Lama supaya kita memetik pelajaran-pelajaran yang berharga
daripadanya (Roma 15:4), karena memang semua yang tertulis dalam Alkitab
membawa manfaat bagi kehidupan kita (2 Timotius 3:16).
Peristiwa yang dikisahkan dalam
ayat bacaan di atas menunjukkan kepada kita proses yang dialami oleh Ishak
untuk mencapai keberhasilan di tengah-tengah kesulitan.
Masa kelaparan yang dialami
oleh Ishak bukanlah
kelaparan yang pertama. Ayahnya, Abraham, juga pernah mengalami hal yang serupa (pasal 12). Saat itu Abraham
pergi ke Mesir untuk keluar dari kesulitan tersebut, tapi kali ini Tuhan tidak
mengijinkan Ishak menuju tempat yang sama melainkan menyuruhnya tinggal di
Gerar yang merupakan negeri asing baginya.
Meskipun demikian, hal itu tidak menghalanginya menjadi orang yang
berhasil. Apa pun kondisi yang dihadapinya, Ishak tetap memperoleh banyak
kekayaan dan semakin hari semakin
bertambah kekayaannya (Kejadian 26:13).
Ada 4 hal yang menjadi poin utama
dalam proses yang terjadi dalam
pengalaman Ishak ini.
IA DIBERKATI TUHAN
Uang bukan jahat dan kaya tidak dosa, tetapi ingin kaya membuat banyak orang jatuh dalam dosa. Tidak ada yang salah dengan kekayaan dan menjadi kaya. Abraham, Ishak, Yakub, Daud, Salomo dll adalah orang orang kaya yang diberkati secara fisik dengan materi melimpah melebihi orang-orang lainnya. Mengapa Ishak menjadi sangat kaya? Karena ia dipilih Tuhan menjadi orang yang diberkati-Nya. Bagaimana cara memperoleh berkat-Nya? Langkah pertama yang dapat kita pelajari dari Ishak adalah karena ia mau menabur (ayat 12). Keberaniannya menabur berasal dari pemahamannya bahwa berkat berasal dari Allah dan bukan dari hasil jerih lelahnya sendiri (Amsal 10:22). Ishak adalah anak perjanjian, ia taat pada perkataan Tuhan yang melarangnya pergi ke Mesir dan ia percaya pada setiap janji-Nya, karena ia memiliki pengalaman pribadi bersama Tuhan, bukan menurut apa kata orang. Tetapi masih banyak orang yang lebih memilih mencari berkat daripada sumber berkat itu. Mereka berfokus kepada kekayaan duniawi, bukan kepada Tuhan ataupun kepada kekayaan sorgawi (Matius 6:19-21). Tuhan Yesus pun menegor keras orang-orang yang menempatkan harta dunia lebih dari kerajaan sorga (Markus 8:36) dan mengajarkan agar kita mendahulukan Tuhan untuk bisa menerima berkat jasmani dari-Nya (Matius 6:33). Jika kita menempatkan Tuhan sebagai prioritas utama maka Ia tidak akan tinggal diam tetapi akan turut bekerja dalam setiap hal yang kita lakukan demi kebaikan kita (Roma 8:28).
LAKUKAN BAGIAN KITA
Tuhan memberkati dan berkenan
atas kehidupan seseorang bukan tanpa alasan. Ketika
seseorang berjalan dalam kehendak Tuhan, maka Tuhan akan membuatnya berhasil.
Apa yang kita kerjakan menentukan hasil yang akan kita peroleh (Amsal 12:24,
27).
Menabur berkaitan dengan usaha,
kerja keras, rajin, jujur, ketekunan, kreatifitas dan kesabaran dari mulai
benih, memupuk, memelihara sampai dengan menuai. Etos kerja seperti ini harus
dimiliki oleh orang-orang percaya, seperti halnya Ishak. Ia melakukan bagiannya
dengan menabur, sedangkan
bagian Tuhan adalah memberkati apa yang dikerjakannya. Artinya ada
bagian yang harus kita kerjakan dan
ada bagian Tuhan
yang tidak dapat kita kerjakan. Jangan semuanya diserahkan kepada Tuhan
untuk diselesaikan-Nya sementara
kita sendiri tidak berbuat apa-apa. Ini tidak sesuai
dengan cara kerja-Nya karena Ia tidak menghendaki orang yang malas dan tidak
mau bekerja tapi justru mengisi waktunya dengan hal-hal lain yang tidak berguna (2 Tesalonika 3:10-11). Yang
Tuhan mau ialah supaya kita bekerja dengan tekun agar memperoleh hasil yang
dijanjikan oleh-Nya (Ibrani 10:36).
ISHAK ADALAH SEORANG YANG LEMAH LEMBUT
Ketika seseorang menjadi sangat
kaya, selalu saja ada orang yang iri atau cemburu. Mereka adalah orang-orang
yang merasa senang melihat orang lain susah dan merasa susah ketika melihat
orang lain senang. Hal ini jugalah yang dialami oleh Ishak (ayat 14-15).
Orang-orang Filistin merasa sirik dengan kemajuan yang diperolehnya lalu
mencari segala cara untuk membuatnya jatuh dan tidak mampu meneruskan
kejayaannya. Mereka menutup sumur-sumur di sana dan mengusir Ishak bersama
orang-orang yang dimilikinya. Perlu diketahui bahwa sumur pada masa
itu merupakan kebutuhan yang sangat vital untuk kehidupan
ternak. Menutup sumur sama artinya dengan membunuh seluruh kawanan ternak.
Tetapi reaksi Ishak bukan membalas kejahatan yang mereka perbuat. Ia tahu bahwa
pembalasan adalah hak Tuhan (Roma 12:19). Ishak memiliki hati yang lemah lembut
seperti yang Yesus ajarkan (Matius 11:29).
Kelemahlembutan dapat kita
peroleh bila kita hidup bergaul karib dengan Allah karena itu adalah salah satu
buah Roh Kudus. Tuhan menyatakan bahwa
orang yang lemah
lembut akan menjadi orang yang menang pada akhirnya
(Matius 5:5). Maka Ishak pun demikian. Oleh karena kelemahlembutannya ia dapat
mengatasi konflik yang terjadi dengan sebuah keberhasilan (ayat 22).
PEMBAWA DAMAI
Walaupun diperlakukan dengan
jahat oleh orang-orang Filistin, Ishaktidak membalas. Ia menghadapinya dalam
ketenangan dan tetap membawa damai. Beberapa kali sumurnya dijahili tapi
ia selalu berusaha menghindari pertengkaran. Akhirnya ia mendapatkan
sumur Rehobot dan terbebas dari persengketaan.
Sejujurnya kualitas karakter yang
seperti ini sangat jarang ditemukan di masa sekarang. Padahal Tuhan Yesus
sendiri mengajarkan kepada kita untuk menjadi pembawa damai (Matius 5:9). Rasul
Paulus pun menulis tentang perdamaian di beberapa suratnya (Ibrani 12:14, Roma
8:6, Roma 12:18).
Sikap yang langka dari Ishak
membuat Abimelek, raja
orang Filistin, takluk dan takjub. Ia bahkan menawarkan perdamaian
sendiri, bukan oleh prakarsa Ishak (ayat 27-30). Ini merupakan kegenapan dari
kebenaran Firman Tuhan yang tertulis
dalam Amsal 16:7 "Jikalau TUHAN
berkenan kepada jalan
seseorang, maka musuh orang itu pun didamaikan-Nya dengan dia."
0 Comments