IBADAH MINGGU SORE, 02 JULI 2023
PDT. PETRUS SETIAWAN
"Janganlah kamu mengumpulkan harta
di bumi;
di bumi
ngengat dan karat
merusakkannya dan pencuri
membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat
dan karat tidak
merusakkannya dan pencuri tidak membongkar
serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Mata adalah pelita
tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya
kegelapan itu.
Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan.
Karena jika demikian, ia akan membenci
yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada
yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."
Ada tiga area kehidupan yang berkaitan dengan kekayaan: hati, jiwa/pikiran dan tubuh. Jika kita tidak berhati-hati dalam hal kekayaan maka ketiganya dapat dengan mudah diperbudak olehnya. Akibatnya hati kita menjadi kosong (ayat 19-21), pikiran kita menjadi sia-sia (ayat 22-23), tubuh kita terperdaya dengan keinginan dan nafsu untuk mengabdi kepada mamon (ayat 24).
Seperti sudah
dijabarkan di dalam bagian pertama (Minggu pagi), kita perlu menjaga
diri kita agar tidak sampai berfokus pada kekayaan tapi mengabaikan bahkan melupakan sumber
berkat yaitu Tuhan. Demikian pula dalam mengelola berkat kekayaan
yang sudah Tuhan berikan kita harus terus mengembangkannya
dengan cara yang benar, yaitu
memakai harta kita untuk meningkatkan produktivitas
– bukan untuk mengikuti pola hidup konsumtif – dan menyisihkan sebagian untuk
berbagi kepada orang
lain.
“Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat. Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!”(Wahyu 3:17-19)
Jemaat Laodikia merupakan gambaran orang-orang yang telah diberkati Tuhan dengan harta kekayaan yang cukup besar. Tetapi sayangnya kelimpahan berkat yang mereka miliki malah membuat mereka mengejar kekayaan dan memiliki fokus hidup yang salah sehingga kondisi rohaninya menjadi suam dan berada terpisah dari Allah/dimuntahkan-Nya (ayat 16).
Karena Allah mengasihi
mereka maka Ia menegor
bahkan menghajar
mereka supaya mereka berbalik kepada-Nya. Ia mengerjakan tiga area kehidupan
untuk memulihkan kembali keadaan
mereka:
Pengalaman mereka harus menjadi pelajaran
berharga bagi kita saat ini agar tidak mengulangi kesalahan
yang sama melainkan perlu menjaga
hati, pikiran dan tubuh agar tetap melekat
pada Yesus. Dengan berlaku
demikian kita tidak perlu takut atau kuatir mengenai kebutuhan
hidup karena Ia pasti menyediakan segala sesuatu yang kita perlukan,
baik kebutuhan primer,
sekunder maupun tersier.
Bahkan melebihi dari apa pun yang di dunia, Ia juga telah menyediakan tempat bagi kita di takhta-Nya
di sorga (ayat 20-21).
0 Comments