RAHASIA TUBUH SORGAWI

 IBADAH MINGGU SORE, 30 JULI 2023

PDT. PETRUS SETIAWAN



1 KORINTUS 6:18-20

"Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri. Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?

Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!"

Tubuh yang kita pakai selama hidup di dunia berkesinambungan dengan tubuh sorgawi yang akan kita terima kelak, tapi tidaklah sama.

Tubuh jasmani kita diwariskan oleh Adam dan Hawa, diciptakan oleh Allah sendiri. Tapi kemudian tubuh manusia mengalami banyak kerusakan oleh karena perbuatan dosa, seperti tertulis dalam 1 Korintus 6:9-10. Yesus datang untuk menebusnya (ayat 11) sehingga sekalipun kita mewarisi tubuh Adam pertama tapi kepribadian kita mengikuti/menyerupai Adam kedua yaitu Tuhan Yesus Kristus. Maka dapat dikatakan bahwa orang-orang yang memiliki penyimpangan seksual (LGBT) bisa mengalami kesembuhan/menjadi normal kembali sesuai kodratnya yang semula dengan kuasa darah Yesus asalkan mereka mau bertobat dan bersungguh-sungguh menerima Dia.

Mengenai makanan pun kita harus bisa menjaga dengan baik; kita harus selektif dalam hal makanan supaya tubuh kita tetap sehat. Meskipun semua halal tapi tidak semuanya berguna (ayat 12-13). Tidak seharusnya kita mengkonsumsi apa pun demi menuruti keinginan diri sendiri, karena pada akhirnya semua itu akan binasa. Tetapi, tubuh kita akan mengalami kebangkitan pada waktunya nanti. Karena itulah kita perlu menjaganya agar tidak dipakai untuk percabulan.

TUBUH KITA SEPERTI BIJI/BENIH (1 KORINTUS 15:35-38)

Setelah mengalami kematian, kita akan dibangkitkan kembali meskipun tidak mengenakan tubuh yang sama seperti yang kita pakai di dunia. Catatan Rasul Paulus dalam surat Korintus ini menjelaskan bahwa tubuh kita saat ini seumpama biji/benih. Ketika sebuah benih ditaburkan ke tanah ia akan tumbuh dalam bentuk yang tidak sama dengan benih tersebut melainkan dalam rupa yang lain.

Tuhan Yesus pun pernah berbicara mengenai hal yang sama dalam Yohanes 12:23-26.

TUBUH ALAMI DAN TUBUH ROHANI (1 KORINTUS 15:42-48, FILIPI 3:20-21)

Tubuh alami ialah yang hina, lemah dan bisa binasa; ini adalah tubuh kita saat ini, merupakan biji yang harus mati dan ditaburkan sebagai benih. Tubuh rohani ialah yang mulia, kuat dan tidak dapat binasa; inilah yang akan kita kenakan setelah dibangkitkan. Tuhan Yesus juga mengenakan tubuh kemuliaan setelah bangkit dari antara orang mati (Yohanes 20:19-29; Lukas 24:33-43).

BUKAN SEMUA DAGING SAMA (1 KORINTUS 15:39)

Perkataan ini mengandung makna bahwa bagi Tuhan tidak mustahil atau sulit untuk membuat tubuh yang baru bagi kita dalam kemuliaan-Nya (tubuh rohani).

 

TUBUH DUNIAWI DAN TUBUH SORGAWI (1 KORINTUS 15:40-41)

Pada waktu kebangkitan orang mati, kita mungkin akan memperoleh tubuh kemuliaan yang berbeda satu sama lain, bergantung pada apa yang kita kerjakan – terutama yang berkaitan dengan masalah tubuh – selama hidup di dunia.

 

SESUAI DENGAN LINGKUNGAN

Karena cara hidup kita di dunia mempengaruhi keadaan kita nanti setelah kebangkitan, maka kita perlu berhati-hati dan menghindari percabulan (mempergunakan tubuh dengan cara yang bertentangan dengan kehendak Tuhan). Kita akan ditempatkan sesuai dengan lingkungan kita. Jika kita bergaul dengan hal-hal sorgawi aka kita akan dibangkitkan dengan tubuh sorgawi, tapi jika kita hidup berkubang dalam dosa – terutama yang berkaitan dengan tubuh dan percabulan – maka kita tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Sorga melainkan dibinasakan (2 Tesalonika 1:8-10; Wahyu 20:11-15).

Khusus dalam masalah seks, kita perlu memperhatikan dengan baik bahwa dosa percabulan dapat mengikat kita sedemikian kuat/erat (1 Korintus 6:16-17). Karena itu kita harus menjaga diri sebaik mungkin agar kita tidak sampai jatuh di dalamnya dengan cara melekatkan diri kepada Allah dan kebenaran Firman-Nya.


Post a Comment

0 Comments