TAMAN GETSEMANI - Yohanes 18:1-11

IBADAH JUMAT ANGUNG, 22 APRIL 2022

PDT. PETRUS SETIWAN


TAMAN GETSEMANI - Yohanes 18:1-11

Hari Jumat Agung ini kita peringati sebagai hari penyaliban Yesus Kristus di kayu salib dan kematian-Nya di Kalvari. Tuhan Yesus Kristus harus mengambil jalan demikian sebagai wujud kasih-Nya kepada umat manusia untuk menebus mereka dari maut karena dosa. Sebelum Yesus harus mengalami penderitaan dan mati, kita akan sama-sama merenungkan kisah ketika Yesus ditangkap di taman Getsemani. 

HIDUP YANG BERSERAH

Di taman Getsemani yang juga disebut bukit zaitun di Yerusalem, tempat yang biasanya Yesus dan murid-muridnya berkumpul (ay.2b). Getsemani berasal dari Assyria Gat-Smane yang berarti “alat pemeras (penghasil) minyak” dan di dalam Alkitab menyebutnya sebagai “tempat” (Mar. 14:32; Yoh.18:1). Di taman inilah Tuhan Yesus berdoa untuk terakhir kalinya sebelum Ia ditangkap dan disalibkan. Doa yang sudah tidak asing bagi kita yang Yesus ungkapkan saat itu: “ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi jangalah seperti yang kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki”. Injil Matius menuliskan kisah ini bahwa Yesus berdoa dengan kata-kata yang sama sebanyak tiga (3) kali (Mat.16:39, 42, dan 44). Saat itu Yesus sebagai manusia seutuhnya, Ia sama seperti kita memiliki tubuh, jiwa dan roh. Dalam doa yang diucapkan-Nya sebanyak tiga kali, Yesus menjadi teladan bagi kita untuk berserah penuh kepada Allah baik tubuh, jiwa dan roh-Nya. Demikian kita menyerahkan kepada Tuhan sepenuhnya dan menyeluruh bahwa bukan “kehenda kita lagi melainkan kehendak Tuhan yang jadi”. Ada tiga tipe orang Kristen yaitu orang Kristen yang mau berserah, tidak mau berserah, dan orang Kristen agamawi. Bagi orang Kristen yang berserah, Tuhan mau kita menyerahkan seluruh hidup kita kepada-Nya. Inilah makna Getsemani sesungguhnya, bagaikan minyak yang diperas untuk menghasilkan minyak urapan yang baik, demikian kehidupan orang percaya yang mau berserah dan menyerahkan seluruh kehendaknya kepada Tuhan, untuk menghasilkan urapan dari Allah sendiri.

TIDAK ADA KETAKUTAN

Ketika Yesus dan murid-murid-Nya di taman itu, datanglah Yudas dengan sepasukan prajurit, penjaga-penjaga Bait Allah, yang disuruh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata (Ay.3). Menghadapi mereka Yesus tidak lari dan tidak menyembunyikan diri, tetapi Ia dengan penuh keberanian menghadapi mereka. Sebelumnya Yesus takut bahkan ketakutan-Nya sampai peluhnya jatuh seperti titik-titik darah tetapi ia semakin sungguh-sungguh berdoa (Luk.22:44). Ketika Yesus berdoa dan berserah kepada Bapa, didalam Dia tidak ada lagi ketakutan. Jadi jika kita masih hidup dalam ketakutan maka kita harus memperbesar penyerahan kita kepada Bapa. Berserah berarti “bukan kehendak kita lagi, melainkan kehendak Bapa yang jadi”. Jangan kita mengandalkan kekuatan dan akal kita sendiri untuk mengalahkan ketakutan melainkan berserah kepada Tuhan. Karena ketika kita angkat tangan Tuhan pasti turun tangan. Ketakutan juga dapat membuat kita stress, depresi bahkan sakit namun sebagai orang percaya yang hidupnya mau berserah kepada Tuhan kita disebut sebagai anak-anak Allah yang tidak menerima roh perbudakan yang menjadikan kita takut lagi (Rm. 8:15-16; 2Tim. 1:7)).

Ketakutan menjadi hilang karena ada minyak urapan yang berbicara tentang kasih. Kasih yang semakin besar kepada Tuhan akan mengalahkan ketakutan itu, tetapi menjadi takut berarti tidak sempurna di dalam kasih (1Yoh.4:18). Karena kasih kuat seperti maut, tidak bisa ditukar dan bisa menghadapi tantangan apapun, bahkan maut sekalipun (Kid. 8:6-7). Mari tetap terhubung dengan Tuhan dan mengalahkan ketakutan itu dengan berserah dan memiliki kasih yang kuat dalam Dia.

KUASA DALAM NAMA YESUS

Nama di atas segala nama, itulah Nama Yesus Kristus. Yang walaupun saat di Getsemani (Ia belum mati dan bangkit) tetapi Ia telah dikaruniakan Allah kuasa dalam Nama-Nya ketika para prajurit dan penjaga Bait Allah hendak menangkap-Nya (ay.6). Dia dikaruniakan Nama di atas segala nama sebelum kematian-Nya, apalagi saat ini saat dimana Ia telah bangkit dan menyatakan diri-Nya sebagai satu-satunya Tuhan, Raja dan Juruselamat kita (Fil.2:9-11). Ketika kita mau berserah sama seperti yang tunjukkan-Nya, Ia ada di dalam hidup kita dan Nama-Nya berkuasa atas hidup kita. Firman Tuhan katakan bahwa kuasa itu diberikan-Nya dibawah kaki mereka, mereka inilah jemaat-Nya yakni tubuh/gereja Tuhan (Ef.1:20-23 bnd Rm.16:20). Merekalah gereja Tuhan yang taat, bijaksana terhadap apa yang baik dan bersih terhadap apa yang jahat ((Rm.16:19). Jadi, kita hidup dalam kuasa Namanya, bukan lagi menjadi orang yang kalah tetapi orang-orang yang lebih dari pemenang.

PENUH TANGGUNG JAWAB

Dalam Yohanes 18:8-9 Tuhan Yesus menunjukkan sikap tanggung jawab yang hebat bagi para pengikut-Nya. Ia bukan pengecut, sehingga tidak dibiarkan-Nya para pengikut-Nya binasa,Ia tidak menginginkan ada seorangpun yang terhilang supaya dibangkitkan-Nya pada akhir zaman (Yoh.6:39),asal saja kita mau selalu terkoneksi dengan-Nya. Firman Tuhan juga katakan barangsiapa mengenal Dia,mengikut jejak-Nya, Ia memberikan hidup kekal, mereka tidak akan binasa, tidak akan ada orang yang dapat merebut mereka dari tangan-Nya (Yoh.10:27-29).

Dengan demikian, jumat agung ini kita diperingatkan tentang apa yang dikerjakan Yesus ketika di taman Getsemani, Ia menjadi teladan kita yang sempurna dalam kita berserah kepada Tuhan sepenuhnya baik menyerahkan tubuh, jiwa serta roh kita kepada-Nya, sehingga kita tidak hidup dalam ketakutan melainkan dalam kasih, sehingga kita menerima kuasa dalam Dia dan menerima janji keselamatan-Nya. Amin 


Post a Comment

0 Comments