IBADAH JUMAT ANGUNG, 22 APRIL 2022
PDT. PETRUS SETIWAN
Hari Jumat
Agung ini kita peringati sebagai hari penyaliban Yesus Kristus di kayu salib
dan kematian-Nya di Kalvari. Tuhan Yesus Kristus harus mengambil jalan demikian
sebagai wujud kasih-Nya kepada umat manusia untuk menebus mereka dari maut
karena dosa. Sebelum Yesus harus mengalami penderitaan dan mati, kita akan
sama-sama merenungkan kisah ketika Yesus ditangkap di taman Getsemani.
HIDUP YANG BERSERAH
Di taman
Getsemani yang juga disebut bukit zaitun di Yerusalem, tempat yang biasanya
Yesus dan murid-muridnya berkumpul (ay.2b). Getsemani berasal dari Assyria Gat-Smane
yang berarti “alat pemeras (penghasil) minyak” dan di dalam Alkitab menyebutnya
sebagai “tempat” (Mar. 14:32; Yoh.18:1). Di taman inilah Tuhan Yesus berdoa
untuk terakhir kalinya sebelum Ia ditangkap dan disalibkan. Doa yang sudah
tidak asing bagi kita yang Yesus ungkapkan saat itu: “ya Bapa-Ku, jikalau
sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi jangalah seperti
yang kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki”. Injil Matius
menuliskan kisah ini bahwa Yesus berdoa dengan kata-kata yang sama sebanyak
tiga (3) kali (Mat.16:39, 42, dan 44). Saat itu Yesus sebagai manusia
seutuhnya, Ia sama seperti kita memiliki tubuh, jiwa dan roh. Dalam doa yang
diucapkan-Nya sebanyak tiga kali, Yesus menjadi teladan bagi kita untuk
berserah penuh kepada Allah baik tubuh, jiwa dan roh-Nya. Demikian kita
menyerahkan kepada Tuhan sepenuhnya dan menyeluruh bahwa bukan “kehenda kita
lagi melainkan kehendak Tuhan yang jadi”. Ada tiga tipe orang Kristen yaitu
orang Kristen yang mau berserah, tidak mau berserah, dan orang Kristen agamawi.
Bagi orang Kristen yang berserah, Tuhan mau kita menyerahkan seluruh hidup kita
kepada-Nya. Inilah makna Getsemani sesungguhnya, bagaikan minyak yang diperas
untuk menghasilkan minyak urapan yang baik, demikian kehidupan orang percaya
yang mau berserah dan menyerahkan seluruh kehendaknya kepada Tuhan, untuk
menghasilkan urapan dari Allah sendiri.
TIDAK ADA KETAKUTAN
Ketika Yesus
dan murid-murid-Nya di taman itu, datanglah Yudas dengan sepasukan prajurit,
penjaga-penjaga Bait Allah, yang disuruh imam-imam kepala dan orang-orang
Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata (Ay.3). Menghadapi mereka
Yesus tidak lari dan tidak menyembunyikan diri, tetapi Ia dengan penuh
keberanian menghadapi mereka. Sebelumnya Yesus takut bahkan ketakutan-Nya
sampai peluhnya jatuh seperti titik-titik darah tetapi ia semakin
sungguh-sungguh berdoa (Luk.22:44). Ketika Yesus berdoa dan berserah kepada
Bapa, didalam Dia tidak ada lagi ketakutan. Jadi jika kita masih hidup dalam
ketakutan maka kita harus memperbesar penyerahan kita kepada Bapa. Berserah
berarti “bukan kehendak kita lagi, melainkan kehendak Bapa yang jadi”. Jangan kita
mengandalkan kekuatan dan akal kita sendiri untuk mengalahkan ketakutan melainkan
berserah kepada Tuhan. Karena ketika kita angkat tangan Tuhan pasti turun
tangan. Ketakutan juga dapat membuat kita stress, depresi bahkan sakit namun sebagai
orang percaya yang hidupnya mau berserah kepada Tuhan kita disebut sebagai anak-anak
Allah yang tidak menerima roh perbudakan yang menjadikan kita takut lagi (Rm.
8:15-16; 2Tim. 1:7)).
Ketakutan
menjadi hilang karena ada minyak urapan yang berbicara tentang kasih. Kasih yang
semakin besar kepada Tuhan akan mengalahkan ketakutan itu, tetapi menjadi takut
berarti tidak sempurna di dalam kasih (1Yoh.4:18). Karena kasih kuat seperti
maut, tidak bisa ditukar dan bisa menghadapi tantangan apapun, bahkan maut
sekalipun (Kid. 8:6-7). Mari tetap terhubung dengan Tuhan dan mengalahkan
ketakutan itu dengan berserah dan memiliki kasih yang kuat dalam Dia.
KUASA DALAM NAMA YESUS
Nama di atas
segala nama, itulah Nama Yesus Kristus. Yang walaupun saat di Getsemani (Ia
belum mati dan bangkit) tetapi Ia telah dikaruniakan Allah kuasa dalam Nama-Nya
ketika para prajurit dan penjaga Bait Allah hendak menangkap-Nya (ay.6). Dia
dikaruniakan Nama di atas segala nama sebelum kematian-Nya, apalagi saat ini
saat dimana Ia telah bangkit dan menyatakan diri-Nya sebagai satu-satunya Tuhan,
Raja dan Juruselamat kita (Fil.2:9-11). Ketika kita mau berserah sama seperti
yang tunjukkan-Nya, Ia ada di dalam hidup kita dan Nama-Nya berkuasa atas hidup
kita. Firman Tuhan katakan bahwa kuasa itu diberikan-Nya dibawah kaki mereka,
mereka inilah jemaat-Nya yakni tubuh/gereja Tuhan (Ef.1:20-23 bnd Rm.16:20).
Merekalah gereja Tuhan yang taat, bijaksana terhadap apa yang baik dan bersih
terhadap apa yang jahat ((Rm.16:19). Jadi, kita hidup dalam kuasa Namanya,
bukan lagi menjadi orang yang kalah tetapi orang-orang yang lebih dari pemenang.
PENUH TANGGUNG JAWAB
Dalam
Yohanes 18:8-9 Tuhan Yesus menunjukkan sikap tanggung jawab yang hebat bagi
para pengikut-Nya. Ia bukan pengecut, sehingga tidak dibiarkan-Nya para
pengikut-Nya binasa,Ia tidak menginginkan ada seorangpun yang terhilang supaya
dibangkitkan-Nya pada akhir zaman (Yoh.6:39),asal saja kita mau selalu terkoneksi
dengan-Nya. Firman Tuhan juga katakan barangsiapa mengenal Dia,mengikut jejak-Nya,
Ia memberikan hidup kekal, mereka tidak akan binasa, tidak akan ada orang yang dapat
merebut mereka dari tangan-Nya (Yoh.10:27-29).
Dengan
demikian, jumat agung ini kita diperingatkan tentang apa yang dikerjakan Yesus
ketika di taman Getsemani, Ia menjadi teladan kita yang sempurna dalam kita
berserah kepada Tuhan sepenuhnya baik menyerahkan tubuh, jiwa serta roh kita
kepada-Nya, sehingga kita tidak hidup dalam ketakutan melainkan dalam kasih,
sehingga kita menerima kuasa dalam Dia dan menerima janji keselamatan-Nya.
Amin
0 Comments