IBRANI 12:1-4
Karena kita
mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan
semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan
tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya
dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam
iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan
mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi
Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. Ingatlah selalu akan
Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari
pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.
Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah.
Kehidupan kita di dunia ini merupakan
sebuah perlombaan yang wajib diikuti oleh setiap orang. Ada banyak saksi yang
menyaksikan di sekeliling kita, yaitu tokoh-tokoh iman yang terdahulu. Di
samping itu, mereka juga menjadi contoh dan teladan untuk kita menjalani
kekristenan. Salah satu teladan iman yang bisa kita dapatkan dan pelajari di
kisah Perjanjian Lama ialah mengenai hubungan dengan saudara/keluarga yang
diajarkan oleh Yusuf. (NOTE: penjelasan lengkapnya dapat diperoleh dalam
rekaman Ibadah Doa Imam hari Sabtu, 2 September 2023).
Selain memandang sekeliling, kita juga
harus memandang ke dalam, dengan memperhatikan 2 hal yang ada, yaitu beban dan
dosa. Jika tidak diselesaikan, beban dan dosa mengakibatkan kelemahan dan
keputusasaan yang berakhir pada kekalahan.
BEBAN
“Marilah
kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan
rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu
enak dan beban-Kupun ringan." (Matius 11:28-30)
Banyak orang percaya yang merasa memiliki
beban yang berat. Satu-satunya solusi yang tepat untuk permasalahan beban berat
ialah datang kepada Yesus. Ada proses dan tahap-tahap yang harus dilalui untuk
beroleh kelepasan atas beban.
Hal pertama yang kita peroleh saat datang
kepada Yesus ialah keselamatan, yang terkait dengan kelegaan. Keselamatan oleh
darah Yesus merupakan jalan masuk menuju kelegaan/damai sejahtera (Roma 5:1-2).
Agar damai sejahtera dapat masuk dan tinggal di dalam hidup kita maka kita
harus berada dalam posisi penyerahan kepada Tuhan (Filipi 4:6-7).
Berserah kepada Tuhan berarti memikul kuk
yang Tuhan berikan, sama artinya dengan mengerjakan keselamatan dengan takut
dan gentar. Dalam praktek kekristenan, orang yang berserah kepada Tuhan ialah
yang selalu membangun kehidupan doanya dan mencintai Firman Allah. Kebersamaan
dengan Tuhan menghasilkan ketenangan dan kemenangan karena memiliki urapan
dari-Nya. Tapi pada kenyataannya, banyak orang yang tidak mau berserah kepada
Tuhan. Alkitab menggambarkan orang-orang demikian seperti kuda yang
mengandalkan kekuatannya sendiri yang pada akhirnya hanya akan mengalami
kesia-siaan dan kekalahan (Yesaya 30:15-17, Mazmur 20:7-9).
Jadi saat ini kita perlu melihat ke dalam
diri sendiri apakah kita sudah berserah kepada Tuhan, maka kita akan bisa
mengetahui apakah kita bisa hidup tanpa bergantung pada-Nya.
DOSA
Sebab itu, baiklah
kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap
ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku.
Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka,
tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh
bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya. Sebab kita yang
beriman, akan masuk ke tempat perhentian seperti yang Ia katakan:
"Sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat
perhentian-Ku," sekalipun pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia
dijadikan. Sebab tentang hari ketujuh pernah dikatakan di dalam suatu nas:
"Dan Allah berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaan-Nya." Dan
dalam nas itu kita baca: "Mereka takkan masuk ke tempat
perhentian-Ku." Jadi sudah jelas, bahwa ada sejumlah orang akan masuk ke
tempat perhentian itu, sedangkan mereka yang kepadanya lebih dahulu diberitakan
kabar kesukaan itu, tidak masuk karena ketidaktaatan mereka. (Ibrani 4:1-6)
Tidak adanya
perhentian, yaitu Sabat, juga menyebabkan kelemahan dan keputusasaan. Penyebab
tidak adanya perhentian ialah dosa ketidaktaatan. Ketidaktaatan disebabkan oleh
ketidakpercayaan (Ibrani 3:16-19).
LINK IBADAH SELENGKAPNYA:
https://www.youtube.com/live/Mh0AG3jej6I?si=Jkso527u7nHjFf-H
0 Comments