MENGAPA LEMAH DAN PUTUS ASA? PANDANGLAH KE DALAM


IBADAH MINGGU PAGI. 03 SEPTEMBER 2023
PDT. PETRUS SETIAWAN


 

IBRANI 12:1-4

Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa. Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah.

 

Kehidupan kita di dunia ini merupakan sebuah perlombaan yang wajib diikuti oleh setiap orang. Ada banyak saksi yang menyaksikan di sekeliling kita, yaitu tokoh-tokoh iman yang terdahulu. Di samping itu, mereka juga menjadi contoh dan teladan untuk kita menjalani kekristenan. Salah satu teladan iman yang bisa kita dapatkan dan pelajari di kisah Perjanjian Lama ialah mengenai hubungan dengan saudara/keluarga yang diajarkan oleh Yusuf. (NOTE: penjelasan lengkapnya dapat diperoleh dalam rekaman Ibadah Doa Imam hari Sabtu, 2 September 2023).

Selain memandang sekeliling, kita juga harus memandang ke dalam, dengan memperhatikan 2 hal yang ada, yaitu beban dan dosa. Jika tidak diselesaikan, beban dan dosa mengakibatkan kelemahan dan keputusasaan yang berakhir pada kekalahan.

 

BEBAN

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan." (Matius 11:28-30)

Banyak orang percaya yang merasa memiliki beban yang berat. Satu-satunya solusi yang tepat untuk permasalahan beban berat ialah datang kepada Yesus. Ada proses dan tahap-tahap yang harus dilalui untuk beroleh kelepasan atas beban.

Hal pertama yang kita peroleh saat datang kepada Yesus ialah keselamatan, yang terkait dengan kelegaan. Keselamatan oleh darah Yesus merupakan jalan masuk menuju kelegaan/damai sejahtera (Roma 5:1-2). Agar damai sejahtera dapat masuk dan tinggal di dalam hidup kita maka kita harus berada dalam posisi penyerahan kepada Tuhan (Filipi 4:6-7).

Berserah kepada Tuhan berarti memikul kuk yang Tuhan berikan, sama artinya dengan mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar. Dalam praktek kekristenan, orang yang berserah kepada Tuhan ialah yang selalu membangun kehidupan doanya dan mencintai Firman Allah. Kebersamaan dengan Tuhan menghasilkan ketenangan dan kemenangan karena memiliki urapan dari-Nya. Tapi pada kenyataannya, banyak orang yang tidak mau berserah kepada Tuhan. Alkitab menggambarkan orang-orang demikian seperti kuda yang mengandalkan kekuatannya sendiri yang pada akhirnya hanya akan mengalami kesia-siaan dan kekalahan (Yesaya 30:15-17, Mazmur 20:7-9).

Jadi saat ini kita perlu melihat ke dalam diri sendiri apakah kita sudah berserah kepada Tuhan, maka kita akan bisa mengetahui apakah kita bisa hidup tanpa bergantung pada-Nya.

 

DOSA

Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku. Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya. Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian seperti yang Ia katakan: "Sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku," sekalipun pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia dijadikan. Sebab tentang hari ketujuh pernah dikatakan di dalam suatu nas: "Dan Allah berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaan-Nya." Dan dalam nas itu kita baca: "Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku." Jadi sudah jelas, bahwa ada sejumlah orang akan masuk ke tempat perhentian itu, sedangkan mereka yang kepadanya lebih dahulu diberitakan kabar kesukaan itu, tidak masuk karena ketidaktaatan mereka. (Ibrani 4:1-6)

Tidak adanya perhentian, yaitu Sabat, juga menyebabkan kelemahan dan keputusasaan. Penyebab tidak adanya perhentian ialah dosa ketidaktaatan. Ketidaktaatan disebabkan oleh ketidakpercayaan (Ibrani 3:16-19).

 

LINK IBADAH SELENGKAPNYA:

https://www.youtube.com/live/Mh0AG3jej6I?si=Jkso527u7nHjFf-H


Post a Comment

0 Comments